
balitribune.co.id | Tabanan - Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama Istri selaku Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, secara resmi membuka Festival Jatiluwih ke-VI tahun 2025 yang berlangsung meriah di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Tabanan, Sabtu (19/7). Didampingi Wakil Bupati Tabanan beserta Istri, jajaran Forkopimda, anggota DPRD Tabanan, Sekda beserta jajaran, kehadiran Bupati Sanjaya disambut hangat oleh ratusan masyarakat yang memadati area festival.
Event tahunan tersebut dihadiri langsung oleh Menteri Pariwisata RI, yang diwakili oleh Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata RI, Utusan Khusus Presiden Bidang Perdagangan dan Kerjasama Multilateral, Perwakilan Gubernur Bali, undangan terkait lainnya, Perbekel, Bendesa Adat dan juga tokoh masyarakat setempat. Bupati Sanjaya menyampaikan apresiasi yang tinggi terhadap penyelenggaraan event tahunan tersebut.
Menurutnya, Festival Jatiluwih bukan sekadar perayaan budaya, tetapi sebuah bentuk nyata promosi potensi lokal yang mengangkat tradisi, budaya, dan kuliner khas Desa Jatiluwih. Ia menegaskan pentingnya menjaga eksistensi Jatiluwih sebagai destinasi unggulan berbasis alam dan budaya. Jatiluwih telah dikenal luas di dunia sebagai destinasi dengan pemandangan alam pegunungan yang asri, keunikan sawah berundak, serta sistem irigasi tradisional Subak yang luar biasa.
Bahkan, Subak Jatiluwih telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia sejak 6 Juli 2012. Di penghujung 2024, desa ini juga berhasil meraih tiga penghargaan prestisius: Best Tourism Village dari UNWTO, sertifikat desa wisata berkelanjutan dari Kemenparekraf RI, serta penghargaan desa wisata digital friendly dari ajang Dewiku. Ia mendorong agar Jatiluwih tetap aktif dipromosikan melalui media sosial dan kegiatan festival, guna menarik minat wisatawan domestik maupun mancanegara.
Festival kali ini mengusung tema “Growth with Nature” atau “Tumbuh Bersama Alam”, yang menurut Bupati Sanjaya sangat sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana, menjaga harmoni antara manusia dan alam. “Tema ini pada dasarnya juga dapat dimaknai sebagai sebuah upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan visi kita yaitu, Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui pola pembangunan semesta berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani (AUM). Saya ingin menjadikan visi ini sebagai kiblat atau arah pembangunan pariwisata berkelanjutan di Kabupaten Tabanan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Bupati Sanjaya berharap agar ke depannya dapat diselenggarakan event pariwisata bertaraf internasional di Jatiluwih yang mampu menarik lebih banyak wisatawan asing. Ia juga meminta agar badan pengelola DTW Jatiluwih terus berinovasi dan menciptakan terobosan strategis, namun tetap menjaga identitas Jatiluwih sebagai pariwisata berbasis pertanian dan budaya.
Senada dengan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Tabanan, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, turut memberikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang menurutnya sangat inspiratif. Ia menilai festival ini mampu membangkitkan semangat masyarakat, khususnya perempuan dan generasi muda, dalam menjaga budaya dan memberdayakan potensi lokal melalui partisipasi aktif dalam berbagai kegiatan festival.
Sementara itu, Manager DTW Jatiluwih, John Ketut Purna, menyampaikan bahwa Jatiluwih Festival VI merupakan momentum penting yang tidak hanya merayakan budaya, tetapi juga gaya hidup yang menyatu dengan alam. Pihaknya ingin menyampaikan pesan kuat, bahwa pertumbuhan sejati lahir dari hubungan harmonis dengan lingkungan, bukan dari eksploitasi sumber daya alam. “Hari ini kita tidak hanya meresmikan sebuah festival, kita sedang menyampaikan kepada seluruh dunia bahwa desa kecil yang ada di lereng gubung batukaru ini, bernama desa Jatiluwih punya cerita besar yang ingin dibagikan, kita punya nilai. Kita punya warisan dan yang lebih penting, kita punya semangat,” jelasnya.
Pihaknya juga menjelaskan, lewat festival ini, diharapkan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa desa kecil di lereng Gunung Batukaru ini punya cerita besar yang layak dibagikan. Budaya di Jatiluwih bukan hanya warisan, tetapi juga sumber energi untuk masa depan. Tarian maskot Jatiluwih yang baru saja ditampilkan menjadi simbol regenerasi budaya, sementara fashion show kostum karnaval, workshop, kuliner, hingga pameran UMKM menjadi wadah ekspresi dan keterlibatan aktif masyarakat, terutama generasi muda.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Sanjaya bersama rombongan juga turut menyaksikan berbagai atraksi budaya seperti Tebuk Lesung, parade gebogan, pertunjukan memasak tradisional “Tum Bungkil Gedebong”, dan nyuwun padi. Tak hanya itu, rombongan juga meninjau langsung pameran UMKM serta aktivitas pertanian seperti Metekap dan Ngejuk Lindung, yang menunjukkan integrasi budaya, pertanian, dan ekonomi kreatif di Jatiluwih.