
balitribune.co.id | Denpasar - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan berada di angka 50% selama 20 tahun terakhir, sedangkan laki-laki 80%. Namun 66% atau 54,5 juta pekerja informal adalah perempuan. Kreator konten sebagai salah satu pekerjaan informal dapat menjadi pilihan bagi perempuan Indonesia agar makin mandiri secara ekonomi. Demikian disampaikan Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Wilayah III, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati.
Sementara itu Direktur Konten Digital Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) / Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Yuana Rochma Astuti, mengatakan program Kemenekraf RI Emak-Emak Matic bertujuan membekali perempuan dengan keterampilan digital agar melek teknologi dan membuka peluang ekonomi sebagai kreator konten. Dilatih membuat video promosi, memahami prinsip afiliasi, hingga merekomendasikan toko atau produk terpercaya agar belanja online makin aman dan menyenangkan. Hingga akhir 2025, bersama berbagai mitra toko online, menargetkan melatih 10.000 peserta di berbagai wilayah.
Toko online pun berupaya mencetak kreator lokal dari berbagai latar belakang termasuk ratusan perempuan untuk bantu pelaku usaha majukan bisnis di era penjualan online. Head of Public Policy and Government Relations E-Commerce
Hilmi Adrianto, mengatakan banyak kisah inspiratif perempuan yang mampu memperoleh penghasilan bahkan dari rumah dengan menjadi affiliate content creator, seperti Ma'e Arik yang fokus mempromosikan produk kebutuhan sehari-hari yang biasa dijual di toko kelontong, atau Mom Uung dengan produk untuk ibu dan bayi.
"Mereka konsisten membuat konten video promosi untuk membangun kedekatan dengan audiens sekaligus mendorong penjualan produk pelaku usaha lokal. Kami berharap, ratusan perempuan ini memiliki konsistensi yang sama tingginya untuk memulai perjalanan baru sebagai content creator atau afiliator," jelasnya dalam siaran persnya, Rabu (17/9).
Membuat konten video, baik video pendek maupun live streaming, kini menjadi keahlian penting yang perlu dikuasai tidak hanya oleh pelaku usaha, tetapi juga masyarakat umum, termasuk perempuan Indonesia. Keahlian ini menjadi modal utama di era discovery e-commerce, ketika masyarakat berbelanja sambil mencari inspirasi lewat video yang relevan. Berdasarkan data, transaksi sejumlah penjual di toko online berkat live streaming yang dibuat oleh penjual atau afiliator meningkat hingga 30 kali lipat, sementara lewat short video melonjak hingga 31 kali lipat.
Tak heran jika kreator konten makin dilirik pelaku usaha dari berbagai skala sebagai mitra strategis untuk memenangkan persaingan. Profesi ini bukan hanya mendatangkan penghasilan, tetapi juga membuka ruang bagi perempuan untuk berdaya dan menyalurkan kreativitas. Kolaborasi ini saling menguntungkan, kreator memperoleh komisi dari produk yang terjual, penjual berpeluang meningkatkan omzet, dan pembeli mendapat rekomendasi produk terpercaya melalui konten yang mereka tonton.
“Karena itu, terus mengupayakan kemitraan strategis, termasuk bersama Kemenekraf dan KemenPPPA RI, agar lebih banyak perempuan hingga masyarakat luas bisa belajar membuat konten promosi yang menarik, efektif, dan berdampak nyata bagi pertumbuhan UMKM serta ekonomi digital Indonesia,” tutup Hilmi.