
balitribune.co.id | Amlapura - Bupati Karangasem, I Gusti Putu Parwata dan Wakil Bupati Karangasem Pandu Prapanca Lagosa didampingi Sekretaris Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora), menggelar silaturahmi dengan para pendidik di wilayah Selat, Kubu, Abang dan Karangasem, Jumat (19/9) di Rumah Jabatan Bupati Karangasem
Acara yang dihadiri oleh 26 Ketua MKKS SMP, kepala sekolah, guru, serta pengawas SD dan SMP ini menjadi wadah penting untuk mendengarkan langsung aspirasi para garda terdepan pendidikan.
Para pendidik menyambut baik pertemuan ini dan menyatakan siap mendukung penuh program, visi, dan misi pembangunan Bupati dan Wakil Bupati untuk mewujudkan Karangasem yang Agung.
Dalam arahannya, Bupati menekankan pentingnya peran guru sebagai ujung tombak pendidikan. "Bekerjalah sesuai dengan mekanisme di satuan pendidikan. Ajari dan dampingi anak-anak dengan baik, karena mereka adalah titipan kita di sekolah," pesan Bupati.
Bupati Gus Par juga mendorong kepala sekolah dan guru untuk terus berinovasi, memberikan motivasi kepada siswa dan fokus pada tujuan pembangunan daerah. Terkait tata kelola, Bupati Gus Par mengingatkan agar dana BOS digunakan dengan sebaik-baiknya agar tidak menimbulkan masalah.
Pada kesempatan ini, para pendidik dari berbagai sekolah menyampaikan beragam masukan. Dari SD 7 Datah, diusulkan pembangunan perpustakaan dan sekolah inklusi untuk satu siswa berkebutuhan khusus. Sementara itu, SD 7 Bunutan melaporkan kelebihan pendaftar PPDB tahun 2025 dan kekurangan ruang kelas, serta kurangnya tenaga pendidik.
Permasalahan kekurangan guru juga menjadi isu utama yang disuarakan oleh SMP 1 dan SMP 3 Selat, serta SMP 3 Abang. Beberapa sekolah juga mengajukan permohonan bantuan rehab atap ruang kelas dan pembangunan pagar, seperti yang disampaikan oleh SMP 3 Kubu. Menariknya, SMP 3 Abang memaparkan inovasi mereka dalam penggunaan jaringan internet tanpa kuota (Jardikman) dan pembangunan "angkringan inspirasi" sebagai ruang kolaborasi guru.
Menanggapi berbagai masukan, Bupati mengakui adanya keterbatasan anggaran dan belum dibukanya rekrutmen pegawai baru sebagai penyebab kekurangan guru. "Kami meminta Dinas Dikpora untuk segera mendata sekolah-sekolah yang memerlukan perbaikan, baik ringan, sedang, maupun berat," ujar Bupati Gus Par. Bupati berharap pertemuan seperti ini dapat terus dilakukan secara berkala.