balitribune.co.id | Amlapura - Pada momen Umanis Galungan, umat Hindu dari berbagai daerah di Bali silih berganti datang untuk melakukan persembahyangan di Penataran Agung maupun di Pura Luhur yang berada di puncak Gunung Lempuyang.
Rangkaian Pujawali di Pura Sad Khayangan ini sudah berlangsung sejak beberapa hari lalu, dimana puncak karyanya berlangsung pada Wraspati Umanis Wuku Dungulan atau pada saat Umanis Galungan, Kamis (20/11).
Pada puncak karya ini, persembahyangan bersama dipusatkan di Penataran Agung Pura Lempuyang yang berada di ketinggian 2.100 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL). Ini terlihat dari padatnya pemedek yang datang untuk bersembahyang. Dimana persembahyangan dilaksanakan secara bergiliran karena kapasitas tampung Pura Penataran yang terbatas.
Ribuan pemedek yang akan naik ke tangga patung naga menuju Penataran Agung harus antre bergiliran, karena Pecalang yang dikerahkan oleh Desa Adat Purwayu baru akan membuka pintu masuk Penataran Agung setelah pemedek di Penataran sudah keluar semuanya usai melaksanakan persembahyangan yang dipimpin oleh pemangku pura setempat.
“Saya setiap Umanis Galungan selalu datang untuk ikut persembahyangan bersama dalam karya Pujawali di Pura Lempuyang,” ungkap I Ketut Ardi, pemedek asal Bias Lantang, Karangasem.
Sementara itu, Ketua Panitia Pembangunan Pura Lempuyang, I Wayan Putu Aryawan menyebutkan, persembahyangan pada puncak karya ini dilaksanakan di Penataran Pura Lempuyang, namun demikian, pemedek juga bisa melanjutkan persembahyangan ke Pura Telaga Mas, Pura Pasar Agung hingga ke Pura Luhur Lempuyang dengan menaiki ratusan anak tangga.
“Puncak Karya Pujawali ini dilaksanakan hari ini Warspati Umanis Uku Dungulan, dimana puncak karya ini dihadiri oleh pemedek dari seluruh daerah di Bali dan Indonesia,” sebutnya.
Pura Lempuyang sendiri merupakan pura yang menjadi stananya Ida Betara Hyang Geni dan pada Pujawali yang jatuh pada setiap enam bulan sekali ini, Ida Betara Tedun untuk memberikan kesejahteraan dan kerahayuan bagi jagat Bali.