“NKRI Harga Mati” | Bali Tribune
Diposting : 10 May 2017 20:40
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
radikalisme
TOLAK RADIKALISME - Ribuan mahasiswa bersama Rektorat Universitas Udayana turun ke jalan menggelar aksi deklarasi damai menolak radikalisme di depan Kampus Unud Jalan Sudirman, Denpasar, Selasa (9/5).

BALI TRIBUNE - Ribuan mahasiswa bersama Rektorat Universitas Udayana menggelar aksi damai dan mendeklarasikan “Kita Indonesia”, di depan Kampus Unud Jalan Sudirman, Denpasar, Selasa (9/5).  Dalam aksinya mereka menyerukan penolakan terhadap gerakan radikalisme, terorisme, dan intoleran yang dapat  memecah NKRI.

Dengan mengibarkan bendera Merah Putih, mahasiswa dari 13 fakultas ini juga mengajak warga Indonesia bersatu dan bersama-sama menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan mendengungkan seruan "NKRI Harga Mati".

Pantauan Bali Tribune, aksi turun  ke jalan ini dimulai pukul 14.00 Wita. Mereka tergerak turun menyerukan menolak paham radikalisme yang menggoyahkan kedaulatan  dan kesatuan   bangsa. Aksi ini diwarnai deklarasi damai  yang diisi  berbagai orasi, pembacaan puisi, disertai drama  treatikal kebhinnekaan, serta pengumandangan lagu-lagu kebangsaan.

Sejumlah orasi  disampaikan secara bergilir, baik mahasiswa, dosen, dan dimeriahkan atraksi budaya. Aksi tersebut diakhiri dengan pendeklarasian  damai “Kita Indonesia” yang dibacakan bersama-sama baik mahasiswa, perwakilan dosen hingga Rektor Unud.

Ada empat poin yang disuarakan para insan kampus ini, yakni, pertama menolak berbagai organisasi dan gerakan yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Kedua, bertekad menjadikan serta mengamalkan nilai-nilai  Pancasila UUD 45,  ketiga mengembangkan nilai-nilai ajaran keagamaan yang moderat, toleran, menghargai kemajemukan, dan keempat mendukung pemerintah menegakkan hukum dan pembubaran organisasi, gerakan radikalisme yang nyata-nyata bertentangan dengan empat konsensus nasional yaitu Pancasila UUD 45, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika.

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Pemerintahan Mahasiswa (BEM  BM) Universitas Udayana, I Komang Arta Yasa mengatakan aksi ini dilaksanakan di kampus dengan jumlah peserta mencapai 3.000 orang.  “Kami mengundang seluruh lembaga di Unud baik dosen maupun rektor.Tujuan kami menyuarakan dan menyampaikan kepada umum, dimana kampus menjadi tempat menghasilkan kaum intelektual yang memang menjadi garda terdepan dalam menjaga kebhinnekaan ini dan juga asas tunggal Pancasila,” ungkap Arta Yasa di sela aksi damai.

 Arta Yasa menegaskan, tujuan aksi untuk menegakkan NKRI. Pihaknya juga mendukung pemerintah dalam upaya penegakan hukum dan pembubaran organisasi pergerakan paham-paham radikalisme. “Kita sebagai mahasiswa, sebagai kaum terpelajar kitalah yang akan melanjutkan ke depannya, kami ingin teman-teman memahami negara kita tidak baik-baik saja,” tegasnya.

Rektor Universitas Udayana Prof Dr .dr. Ketut Suastika, SpPD, KEMD  mengatakan aksi ini murni dari ide gerakan mahasiswa yang didukung penuh jajaran rektorat dengan mengerahkan seluruh dosen, pegawai dan mahasiswa di Unud. “Sebagai anak bangsa, dimana situasi  persoalan prinsip kesatuan  NKRI yang kita rasakan,  anak-anak  mahasiswa  Udayana sangat  konsen dengan masalah  kesatuan NKRI,” kata Suastika.

Dirinya menampik momentum aksi ini dikait-kaitkan dengan permasalahan politik, hukum yang lagi hangat. “Tidak ada kaitan dengan permasalahan atau kasus yang lagi hangat dibicarakan, melainkan  aksi ini memang sudah lama direncakan oleh BEM Unud,” imbuhnya.

 Prof. Suastika berharap mahasiswa paham bahwa dalam menyampaikan aspirasi harus beretika, dan tidak melanggar ketentuan. Ia menambahkan, apapun bentuknya, kalau mengamcam NKRI, maka mahasiswa dan kalangan intelektual kampus harus turun memberikan dukungan kepada pemerintah demi keutuhan NKRI.