BALI TRIBUNE - Meski curah hujan belum lebat, hujan yang mulai mengguyur wilayah Gianyar mulai menimbulkan bencana. Seperti halnya, bencana pohon tumbang yang menghancurkan bangunan Bali Banjar di Banjar Lebih Dur Kaja, Desa Lebih, Gianyar, Sabtu (16/6) malam.
Palingsir Puri Agung Lebih, A.A Gd Dwi Asmara (58), Minggu (17/6), mengatakan, pohon lapuk yang tumbang itu, sejak lama sejatinya sudah membuat was-was warganya. Sebaba, pohon beringin tua yang tumbuh berdampingan dengan balai banjar setempat, kondisinya sudah rapuh, sejak dilakukan pemangkasan baberapa tahun lalu.
Hingga akhirnya, kekhawatiran warga pun terjawab. Saat hujan mengguyur hari Minggu malam sekitar Pukul 19.15 wita, pohon lapuk dengan ketinggian 15 meter dan berdiameter sekitar dua metar itupun roboh dan menimpa balai banjar. Atas musibah ini, bangunan bali mengalami rusak parah dan harus dibangun ulang.
Ketua BPBD Gianyar A A Oka Digjaya menyebutkan, pihaknya langsung menurunkan Tim Kedaruratan setelah menerima laporan bencana itu. Saat kejadian dipastikan tidak ada korban. Diakui jika kondisi pohon beringin itu memang sudah lapuk. Bahkan panggkal pohon sudah berlobang.
Diakui, pihak desa adat sudah mengkhawatirka kondisi pohon ini jauh- jauh hari, dengan melakukan pemangkasan. Namun upaya itu tidak cukup karena seharus ditebang menyeluruh. "Karena daun pohon ini kerap digunakan sebagai sarana upacara, warga tidak berani menebang semua. Dari pendataan kerugian material, mencapai Rp 50 juta lebih," terangnya.