Gianyar, Bali Tribune
Salah satu upaya Bank Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan mewujudkan ketahanan pangan yang pada akhirnya mampu mengendalikan inflasi yang bersumber dari kelompok Volatile food khususnya beras. BI Provinsi Bali bersama dengan steakholder lainnya menggelar acara panen padi bersama di Subak Getas, Blahbatuh Gianyar.
“Panen padi ini merupakan tindak lanjut dari penanaman padi perdana pada tanggal 26/2/2016 lalu dan ini sebagai salah satu wujud kepedulian kita terhadap upaya meningkatkan kesejahteraan petani dalam mewujudkan ketahanan pangan,” ujar Kepala Kantor Perwakilan Wilayah BI Bali, Dewi Setyowati, di Getas Gianyar, Rabu (1/6).
Pengembangan padi semi organik di Subak Getas ini merupakan replikasi dari keberhasilan pengembangan klaster padi semi organik Pulagan. “Panen padi ini merupakan hasil proses kerjasama pihak terkait dengan menerapkan sistem bantek budidaya tanaman padi dengan tehnik system of rice intensification (SRI),” kata Dewi.
Selanjutnya ia menjelaskan, sistem SRI ini kombinasi antara Jajar legowo 2 banding 1 penggunaan pupuk organik berbasis MA - 11. “Salah satu tujuan diterapkannya metode ini yaitu mendorong dan memotivasi petani untuk terus menekuni bidang pertanian dengan mengubah pola tanam lama yang bersifat full kimia, untuk berangsur kembali ke pola tanam semi organik dan selanjutnya diharapkan mampu menuju pada sistem tanam padi full organik,” tukasnya.
Dewi beranggapan klaster padi semi organik saat ini telah mampu meningkatkan hasil panen dan mengembalikan kesuburan serta unsur hara tanah. “Buktinya pada panen kali ini hasil panen meningkat secara bertahap, dari sebelumnya rata rata 5,5 ton per hektar, meningkat menjadi rata rata 7,8 ton per hektarnya, dan harapannya tahap ke dua nanti akan meningkat lagi menjadi rata rata 9,4 ton per hektar. Namun demikian yang lebih utama bagaimana pulihny unsur hara tanah dan ekosistem disekitar sawah seperti cacing tanah, dan belut,” tutupnya.