Seribu Jiwa Lebih Mengungsi | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 22 September 2017 19:10
Redaksi - Bali Tribune
pengungsian
PANTAU – Gubernur Made Mangku Pastika bersama sejumlah pejabat berwenang meninjau tempat pengungsian warga lereng Gunung Agung di GOR Swecapura, Klungkung. Selain ke Klungkung, warga juga mengungsi ke Kabupaten Buleleng.

BALI TRIBUNE - Sedikitnya 1.000 jiwa lebih warga di lereng Gunung Agung mengungsi ke Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Klungkung, Kamis (21/9). Mereka adalah warga Desa Dukuh dan Warga Desa Ban, Kecamatan Kubu. Dua desa tersebut masuk dalam peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) III sehingga terpaksa harus mengungsi ke desa terdekat yakni Desa Tembok, Desa Sambirenteng dan Desa Les, Kabupaten Buleleng.

Dari data yang dihimpun hingga Kamis (21/9), jumlah pengungsi yang memasuki tiga desa tersebut tercatat 500 jiwa lebih berasal dari desa-desa di Kecamatan Kubu, Karangasem. Dari jumlah itu sekitar 234 jiwa berada di Desa Les berasal dari Desa Ban, dua di antaranya dalam keadaan hamil. Mereka ditampung di tenda-tenda pengungsi yang disiapkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng maupun TNI. Sedangkan yang mengungsi ke Klungkung, tercatat sebanyak 600 jiwa lebih.

Sedangkan warga yang menempati pos pengungsian di Desa Tembok, Kecamatan Tejakula, sebagian besar ditempatkan di Aula Kantor Desa Tembok sebanyak 257 jiwa berasal dari Dusun Bahel dan Dusun Pandan Sari, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Bahkan ada pengungsi yang ditampung di rumah penduduk bernama Wayan Mangku Sedeng dan Nengah Bendes sebanyak 5 orang beraal dari Dusun Batu Giling, Desa Dukuh, Kecamatan Kubu. Sedang di rumah Wayan Suparta sebanyak 18 orang pengungsi yang berasal dari Dusun Batu Giling, Desa Dukuh.

Selain itu ada juga pengungsi yang menempati rumah tinggal Ketut Warta di Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula sebanyak 18 orang dari Dusun Blong, Desa Ban, Kecamatan Kubu. Sehingga total pengungsi di Kabupaten Buleleng  mencapai 509 jiwa.

Menurut penuturan warga, mereka memilih untuk lebih dini mengungsi setelah merasakan ada peningkatan intensitas gempa tremor akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung. Kendati gempa tersebut tidak cukup kuat namun menimbulkan kekhawatiran sehingga memilih untuk meninggalkan  rumah mereka ke desa terdekat.

”Kami sudah diimbau untuk waspada, apalagi kami rasakan gempa semakin sering. Untuk itu kami memilih waspada dan mengungsi sesuai arahan dengan membawa barang-barang yang diperlukan,” ujar pengungsi dari Desa Dukuh yang menempati lokasi pengungsian di Desa Tembok.

Sementara itu, menurut penjelasan Kepala Desa Tembok, Komang Yudi Astara, pihaknya sudah jauh-jauh hari melakukan persiapan setelah dikeluarkannya imbauan untuk menyiapkan lokasi evakuasi pengungsian.

Menurutnya, ada lima titik yang telah disiapkan untuk warga Dukuh dan Ban, Kecamatan Kubu yang masuk dalam zona KRB III, jika sewaktu-waktu mengungsi.

”Sudah dipersipakan dengan baik lokasi untuk pengungsi dari Dukuh dan Ban.Kami terus melakukan pendataan dan koordinasi dengan pihak adat dan tokoh masyarakat agar pengungsi merasa nyaman,” ungkapnya.

Tokoh masyarakat setempat yang juga anggota DPRD Buleleng, Dewa Putu Tjakra mengatakan, Desa Tembok yang menjadi tempat pengungsian telah menyiapkan lokasi yang bisa menampung hingga 13 ribu orang. ”Kami, Desa Tembok memiliki sejarah terhadap pengungsi terkait  letusan Gunung Agung pada tahun 1963 lalu, sehingga sedikit banyak kita ada pengalaman soal itu. Jadi upayanya masyarakat semua mendukung sehingga para pengungsi merasa nyaman kendati tidak di rumahnya sendiri,” kata politisi Partai Demokrat ini.

Hingga saat ini, desa-desa yang menjadi tempat pengungsian bersama BPBD Buleleng terus meng-update data jumlah pengungsi di Kabupaten Buleleng. Begitu juga koordinasi terus dilakukan untuk menyiapkan sarana dan prasarana serta logistik bagai para pengungsi yang sampai saat ini tercatat mencapai 500 orang lebih.