Diposting : 6 May 2021 18:51
Bernard MB - Bali Tribune
![](https://balitribune.co.id/sites/default/files/styles/xtra_large/public/field/image/IMG-20210506-WA0014.jpg?itok=C1WnwozR)
balitribune.co.id | Singaraja - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Bali bersama mitra komisi IX DPR RI melanjutkan kegiatan sosialisasi penguatan Pendataan Keluarga (PK) dan Kelompok Sasaran Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) di Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Rabu (5/5).
Isu pengentasan kemiskinan dan edukasi tentang bahaya stunting menjadi topik hangat pada kegiatan yang dihadiri puluhan perwakilan masyarakat dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 secara disiplin itu. Anggota Komisi IX DPR RI asal Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana meminta kepada masyarakat Desa Sembiran agar menyampaikan data yang sebenar-benarnya kepada kader pendata. Selain untuk mendapatkan data yang valid, lewat PK juga diharapkan mampu mendeteksi kasus stunting. "Kami di komisi IX tidak ingin lagi data kependudukan amburadul. Kami melihat seperti bantuan-bantuan sosial tidak tepat sasaran. Yang kaya malah dapat, terus yang punya hubungan keluarga dengan aparat desa juga dapat. Permasalahan seperti ini yang kita harapkan tidak terjadi lagi setelah pendataan 2021," ujar Kariyasa.
Dikatakan Kariyasa, stunting tidak melulu soal gizi buruk, melainkan ketidaksiapan orangtua dalam menjalani kehidupan rumah tangga. Karena itu, ia menyarankan calon mempelai agar mengikuti konseling yang sudah disediakan BKKBN. Sebagai bentuk dukungan dan kepeduliannya, Kariyasa menyerahkan ratusan paket kebutuhan pokok dan makanan tambahan untuk ibu hamil serta balita. "Semoga sedikit ini bisa membantu," harapnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Agus P Proklamasi mengutarakan hal senada. Menurut Agus, stunting adalah masalah serius yang disebabkan oleh faktor yang kompleks. Pencegahan yang efektif adalah mengintervensi calon pasangan usia subur (PUS), khususnya perempuan. "Jadi, lewat pendataan ini kita akan temukan berapa orang jumlah penduduk perempuan yang usianya di bawah 21 tahun. Mereka akan diintervensi tentang kesehatan reproduksi dan kesiapan mental menjadi calon ibu, agar anak yang dilahirkan berkualitas. Pola asuh juga berpengaruh besar pada kualitas generasi bangsa. Kepada orangtua, agar tidak "menitipkan" buah hatinya 100 persen kepada kakek, nenek atau sanak saudara yang lain," ungkapnya.
Terkait progres Pendataan Keluarga di Buleleng khususnya dan di Bali pada umumnya, Agus Proklamasi optimis akan selesai sesuai target paling lambat 31 Mei 2021 mendatang. "Walapun ada kendala blank spot khususnya di Buleleng, tetapi sudah dibantu penuh oleh Pemkab Bulelenh berupa pengadaan formulir. Nanti tinggal diinput oleh petugas," ujar Agus.
Kepala Desa Sembiran, I Nengah Sariada mengatakan, Desa yang juga kampung halaman Gubernur Bali Wayan Koster itu memiliki penduduk sebanyak 1.637 kepala keluarga. Mereka telah mengikuti pendataan dengan jujur dan senang hati karena mereka menyadari data yang terakumulasi akan menentukan arah kebijakan pemerintah. Mewakili masyarakat, Sariada mengucapkan terimakasih kepada BKKBN, Komisi IX DPR RI serta semua pihak yang mendukung kegiatan ini. "Semoga setelah pendataan, desa kami semakin maju," harapnya.