balitribune.co.id | Denpasar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali merilis perkembangan sektor pasar modal di Provinsi Bali, dan Nusa Tenggara posisi Agustus 2024. Jumlah investor pasar modal wilayah Bali dan Nusa Tenggara masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu mencapai dua digit secara year on year (yoy). Pada Agustus 2024, jumlah investor saham di Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 217.531 Single Investor Identification (SID) atau tumbuh 25,06 persen yoy. Demikian juga dengan jumlah investor Reksa Dana dan Surat Berharga Negara (SBN) yang keduanya tumbuh berturut-turut sebesar 28,68 persen yoy dan 24,03 persen yoy.
Kepala OJK Provinsi Bali, Kristrianti Puji Rahayu mengungkapkan, nilai transaksi saham di Bali dan Nusa Tenggara posisi Agustus 2024 adalah sebesar Rp3,22 triliun atau tumbuh 27,99 persen. Adapun nilai kepemilikan saham mencapai Rp8,94 triliun atau tumbuh 37,18 persen yoy. OJK pun telah melakukan edukasi dan pelindungan konsumen
"Untuk semakin memperluas program inklusi keuangan, Kantor OJK di Bali dan Nusa Tenggara senantiasa mengorkestrasikan berbagai kebijakan dan program peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat di daerah dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar perluasan merata di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya dalam siaran persnya beberapa waktu lalu.
Sebagai upaya memperkecil gap tingkat literasi dan inklusi di Bali dan Nusa Tenggara, OJK terus melakukan bauran strategi yang dilaksanakan antara lain melalui edukasi keuangan secara tatap muka, edukasi keuangan secara online, aliansi strategis, dan juga melalui edukasi keuangan secara tematik. Selama 2024 hingga September, Kantor OJK di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur telah melaksanakan 698 kegiatan edukasi keuangan di kabupaten/kota yang tersebar di Bali dan Nusa Tenggara yang telah menjangkau lebih dari 77.703 orang, dan juga edukasi melalui media sosial yang menjangkau sekitar 424.658 orang.
Kegiatan edukasi keuangan dilakukan oleh OJK maupun bekerjasama dengan stakeholders melalui program intensifikasi pemanfaatan SiMolek, program 1-3 km care, edukasi segmented kepada pelajar, mahasiswa, akademisi, komunitas masyarakat, pelaku UMKM, dan juga edukasi kepada Finalis Jegeg Bagus, aliansi strategis bertajuk Kuliah Kerja Nyata Literasi dan Inklusi Keuangan (KKN LIK) tahun 2024. Selain itu, dilakukan juga kegiatan edukasi secara online seperti edukasi melalui media sosial yaitu Instagram dan publikasi iklan layanan masyarakat pada radio serta media online.
Berbagai upaya literasi keuangan yang dilaksanakan oleh OJK disertai dengan penguatan program inklusi keuangan yang didukung oleh berbagai pihak, diantaranya melalui sinergi dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang melibatkan kementerian/lembaga, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), akademisi, dan stakeholder lainnya.