Abalone Dapat Tingkatkan Perekonomian Masyarakat Pesisir | Bali Tribune
Diposting : 20 April 2017 20:26
Arief Wibisono - Bali Tribune
EKONOMI
Penyerahan dan penyebaran abalone dan tripang di Pantai Menanga, Desa Cemagi Badung, Rabu (19/4).

BALI TRIBUNE - Melihat potensi pesisir Bali yang begitu besar, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berkomitmen untuk mengembangkan sumber daya yang ada sebagai bagian dari pengembangan ekonomi masyarakat pesisir.

Hal itu disampaikan Kepala Balai Penelitian Observasi Laut, I Nyoman Radiarta. “Terkait dengan peringatan Hari Bumi di Bali, kita galakkan hasil hasil penelitian untuk membangun perekonomian masyarakat pesisir, dan ini pertama kali di Bali,” ujarnya di sela acara Restocking Kerang Abalone di Pantai Menanga, Desa Cemagi Badung, Rabu (19/4).

Disebutkan, kerang Abalone memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi, ini merupakan kesempatan bagi warga sekitar dalam mengembangkan kerang abalone, apalagi secara demografis Pantai Menanga dianggap paling cocok untuk budidaya kerang Abalone. “Ketersediaan nutrisi yang sangat tinggi, sifat abalone tidak suka berpindah selama asupan makanan mencukupi,” katanya.

Menurutnya, majunya pariwisata di Bali menunjang peningkatan kebutuhan kerang ini. Terlebih, abalone punya nilai jual tinggi, yaitu di kisaran Rp250 ribu perkilo. Kerang abalone ini tidak perlu perawatan khusus, cukup diawasi lingkungan sekitarnya saja. Ia yakin abalone bisa memberi tambahan pendapatan bagi masyarakat pesisir.

“Kami berharap Pantai Menanga bisa menjadi konservasi alam dan ekowisata ke depannya. Tentu ini potensi yang harus digali secara berkelanjutan,” ucapnya. bersemangat. Ditambahkan Peneliti Abalone dari Balai Besar Litbang Budidaya Laut KKP, Ibnu Rusdi, kesempatan membudidayakan abalone dan tripang sebenarnya bisa dilakukan di sepanjang pantai Selatan Bali.

“Selama ada daerah lamun dan berpasir cocok untuk budidaya abalone dan tripang. Di samping itu, tambah Ibnu, pasca penyebaran abalone dan tripang akan kita monitor terus, jadi tidak kita lepas begitu saja. “Saat ini kan ukuran abalone yang kita lepas ukurannya sekitar 3-4 cm, nanti kalau ukurannya sampai sekitar 7cm baru bisa dipanen,” kata Ibnu, menjelaskan.

Dalam restocking menyambut Hari Bumi merupakan hasil kerja sama UPT KKP dan CI kali ini sekitar 500 ekor Abalone dan 500 Tripang disediakan oleh Balai Besar Litbang Budidaya Laut, Gondol Buleleng, dan 2.500 Abalone sedangkan dari Balai Induk yang ada di Karangasem menyediakan 2.500 abalone. “Apabila tahap awal ini berhasil, selanjutnya akan ditambah lagi,” tutup Radiarta.