Denpasar Hasilkan 900 Ton Sampah Per Hari, Pemkot Targetkan Bentuk 200 Bank Sampah | Bali Tribune
Diposting : 5 April 2018 22:31
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
efektif
Bank Sampah – Kegiatan pemilahan sampah di salah satu Bank Sampah di Denpasar, Rabu (4/4)
BALI TRIBUNE - Kota Denpasar merupakan ibukota Provinsi Bali dengan penduduk yang heterogen. Berdasarkan data dari situs resmi Pemerintah Kota Denpasar,  jumlah penduduk Denpasar di Tahun 2016 tercatat mencapai 636.599 jiwa.
 
Jumlah penduduk yang termasuk padat ini tentunya akan berdampak terhadap sejumlah permasalahan yang terjadi di Denpasar. Salah satunya yakni masalah sampah.
 
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Denpasar, banyaknya penduduk yang tinggal di Denpasar juga menghasilkan jumlah sampah yang tidak sedikit. Bahkan tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Untuk sampah yang dihasilkan setiap hari di tahun 2016 mencapai 850 ton per hari. Jumlah ini mengalami peningkatan di tahun 2017 yang mencapai 900 ton per hari.
 
“Jumlah sampah yang dihasilkan memang tidak sedikit. Bahkan tiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Untuk di tahun 2017, jumlah sampah yang dihasilkan warga Denpasar  rata-rata mencapai 900 ton per hari,” ujar  Kabid Penanganan Sampah  dan B3 pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Adi Wiguna saat ditemui di Denpasar, Rabu (4/4).
 
Dikatakan Wiguna, tentunya peningkatan volume sampah ini perlu penanganan secara menyeluruh dari dari hulu sampai ke hilir. Menurut Adi Wiguna dalam menangani peningkatan volume sampah  DLHK mendorong terwujudkan bank-bank sampah di masing-masing banjar. Tahun ini, targetnya sudah terbentuk 200 bank sampah di Denpasar. “Di tahun 2017 baru terbentuk 78 bank sampah yang tersebar di seluruh Kota Denpasar.  Dengan adanya peningkatan jumlah bank sampah yang terbentuk di tahun 2018 diharapkan dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke TPA," ujar Adi Wiguna.
 
Lebih lanjut Adi Wiguna menambahkan pihaknya terus gencar melakukan penyuluhan kepada masyarakat agar mau membentuk bank sampah. Dengan terbentuknya bank sampah selain dapat mengurangi volume sampah yang terbuang ke TPA juga memberikan berkah pada pengelola bank sampah itu sendiri. Selain melakukan sosialisasi untuk mengajak masyarakat membentuk bank sampah, Adi Wiguna juga mengaku melakukan pengawasan terhadap bank sampah yang telah terbentuk. Pengawasan ini dilakukan selain untuk terus meningkatakan peran bank sampah juga menjaga agar bank sampah yang telah terbentuk tetap eksis.
 
Diitanya terkait pola penanganan sampah berbasis lingkungan, Adi Wiguna mengaku cukup efektif. Bahkan, penanganan sampah berbasis lingkungan mampu mengurai lebih cepat penanganan sampah dari sumbernya. “Saya kira cukup efektif pola yang diterapkan saat ini,” katanya.
 
Sementara secara terpisah, Koordinator Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan juga Ketua Bank Sampah Kota Denpasar Made Murah mengatakan selain membentuk bank sampah di banjar-banjar juga telah melakukan kerjasama dengan 13 SD dan 2 SMP serta 2 SMA yang ada di Kota Denpasar untuk membentuk bank sampah. Kedepannya Ia berharap semua sekolah yang ada di Kota Denpasar memiliki bank sampah. Ini juga menjadi salah satu indikator untuk mewujudkan sekolah bersih dan rindang dalam lomba sekolah Adiwiyata.
 
Bahkan menurut Made Murah, masyarakat yang mengelola sampah cukup lumayan untuk mendapat keuntungan. Seperti Bank Sampah Denpasar seharinya mampu menampung 2 ton sampah. Dari jumlah tersebut sampah terbesar merupakan sampah plastik, kertas dan sampah organik. Semua sampah-sampah ini dapat diolah dan didaur ulang sehingga mempunyai nilai ekonomi. "Sebagian besar sampah yang dihasilkan masyarakat Kota Denpasar bisa diolah kembali sehingga memiliki nilai ekonomi," ujarnya.