Jelang Waisak, Umat Buddha Jalani Tradisi Pindapatta | Bali Tribune
Diposting : 2 May 2017 18:57
Victor Riwu - Bali Tribune
waisak
BERSEDAKAH – Umat Buddha di Denpasar terutama yang dilewati bhikkhu dari Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar, di Jalan Gunung Agung tampak berlomba-lomba bersedekah terkait tradisi pindapatta jelang Waisak.

BALI TRIBUNE -Ratusan umat Buddha di Denpasar dan sekitarnya menjalani tradisi pindapatta yaitu mendermakan makanan kepada bhikkhu yang diselenggarakan Vihara Buddha Sakyamuni (VBSM), Denpasar, Senin (1/5). Ada empat bhikku yang terlibat dalam kegiatan ini, yaitu Bhikku Citaguto Thera, Bhikku Khemadaro, Bhikkhu Sakkhadhammo, dan Bhikkhu Indhadaro, serta seorang samanera (calon bhikkhu).

Sejak pagi, sekitar pukul 06.00 Wita, umat berjejer di pinggir Jalan Gunung Agung (mulai dari depan Bank Danamon) hingga ke VBSM untuk menanti para bhikkhu tersebut melintas. Umat mempersiapkan beragam makanan dan minuman juga obat-obatan untuk dipersembahkan dengan memasukkan ke dalam patta atau mangkok yang dibawa para bhikkhu tersebut.

Ketua Panitia Pindapatta dari VBSM, Gana Dhammika Indrajaya, menjelaskan, taradisi pindapatta ini digelar sebagai rangkaian Hari Trisuci Waisak 2561 yang puncaknya dirayakan pada 11 Mei 2017. Dia menjelaskan, selain untuk kebutuhan para bhikkhu, makanan dan minuman yang terkumpul akan disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan seperti panti asuhan dan warga kurang mampu.

Ditambahkan Ketua Dayaka Shaba VBSM, Oscar NW, pindapatta tidak sama dengan memberi sedekah dana kepada pengemis. “Ini adalah kesempatan bagi umat untuk berdana makanan demi kelangsungan kehidupan para bhikkhu,” ujarnya.

Ambil bagian dalam pindapatta, kata dia, merupakan berkah bagi umat, sebagai wujud bakti kepada bhikkhu dan sarana belajar berdana sesuai kemampuan.

Sementara bagi para bhikkhu, pindapatta merupakan sarana untuk melatih diri hidup prihatin dan menghargai pemberian orang lain serta merenungkan bahwa fungsi utama makanan adalah untuk memenuhi kebutuhan badan jasmani agar tidak cepat sakit, bukan untuk kesenangan atau mencari kenikmatan. “Pindapatta adalah ladang subur untuk menanam kebajikan bagi umat,” kata dia.

Oscar mengatakan, penyelenggaraan pindapatta di luar vihara ini sudah lima tahun terakhir diadakan oleh VBSM. Menurutnya, dari tahun ke tahun, antusiasme umat menjalankan tradisi ini terus mengalami peningkatan. “Sebelumnya tradisi ini digelar di lingkungan vihara. Namun sejak beberapa tahun terakhir, menjelang Waisak, kami gelar tradisi pindapatta ini di luar lingkungan vihara,” kata dia.

Selain pindapatta, sebagai persiapan menyambut Waisak, VBSM menggelar berbagai kegiatan. Salah satunya adalah Sebulan Pendalaman Dhamma yang digelar sebulan penuh, seminar remaja, upacara pelimpahan jasa untuk para leluhur (pattidana). Puncak Hari Tri Suci Waisak 2561 pada 11 Mei mendatang mengambil tema “Cinta Kasih Penjaga Kebhinekaan”.