
balitribune.co.id | Gianyar - Meski sempat sukses sebagai tuan rumah Porprov Bali, namun pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar (Porjar) Gianyar terusik. Hingga memasuki hari ketiga, Rabu (27/3), cabor basket tidak biasa menyelesaikan pertandingan menyusul kondisi GOR Kebo Iwa Gianyar terendam air setinggi mata kaki. Genangan air ini terjadi akibat hujan dan saluran drainase tertutup kegiatan proyek BPJS Ketenagakerjaan.
Terendamnya lapangan basket ini akibat proyek BPJS Ketenagakerjaan yang tidak memperhitungkan eksisting site ketika dilakukan pembongkaran area. Sehingga beberapa saluran air menjadi mampet termasuk air dari bangunan GOR Kebo Iwa tidak bisa mengalir keluar, sehingga air hujan justru menggenangi lapangan basket.
Pantauan Rabu (27/3), sejumlah pekerja berusaha mengeringkan lapangan basket tersebut. Namun nampaknya usaha pengeringan sia-sia, karena lantai lapangan yang terbuat dari kayu (parkit) pada sisi utara mengelupas. Sehingga lapangan tersebut tidak bisa digunakan untuk pertandingan apapun, karena justru akan membuat cedera atlet.
Salah satu pekerja menyebutkan, hal tersebut sebagai upaya pengeringan. “Soal dipakai pertandingan atau tidak, bukan kewenangan saya,” jelas salah satu pekerja.
Kadispora Gianyar, Anak Agung Gede Agung membenarkan kalau pertandingan basket Porjar dipindahkan ke Lapangan Basket Tegal Tugu, sebelah SMAN 1 Gianyar.
“Ya, itu karena drainase di luar gedung tertutup, sehingga airnya malah masuk ke GOR,” jelas AA Gede Agung sambil menambahkan, dengan kondisi tersebut lapangan basket di dalam GOR tidak layak digunakan untuk pertandingan.
AA Gede Agung menjelaskan sudah melakukan koordinasi dengan pengawas proyek, agar segera memperbaiki drainase kawasan gedung, agar air tidak lagi menggenangi GOR.
“Pertandingan Selasa dan Rabu ditunda, sehingga khusus untuk pertandingan basket selesainya Selasa, melebihi waktu Porjar,” bebernya. Ditambahkan lagi, pertandingan basket tersebut dengan 33 partai yang berlaga, untuk SD-SMP dan SMA.
Apakah lantai parkit tersebut akan diganti atau ditambal sulam, AA Gede Agung mengaku sudah berkoordinasi dengan Bapedda, apakah mendapat anggaran perbaikan atau tidak.
“Berapa butuh anggaran saya belum tahu, nanti dihitung. Namun yang jelas, kondisi lantainya sudah mengalami kerusakan dan tidak layak digunakan lagi,” tandasnya. ata