Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Nostalgia di Ambang Kepunahan Kaset Pita

Bali Tribune / Sujaya di toko kaset miliknya 'Kharisma Music', Rabu (20/7).

balitribune.co.id | DenpasarPita kaset sempat menjadi primadona pada zamannya. Dengan kemunculan keping CD yang diikuti oleh hadirnya layanan musik digital, membuat kaset pita kian ditinggalkan masyarakat.

Sekitar 5 atau 6 tahun lalu, tidak sulit mencari kaset pita di Kota Denpasar. Beberapa toko masih terlihat di titik-titik pusat Kota. Nampaknya cukup lama tidak bersua, tanpa sadar toko-toko itu ternyata sudah berubah wajah.

Walau demikian, satu penjual kaset pita masih tampak 'tegar', ditengah gempuran teknologi dan tentunya pandemi yang tak tahu kapan perginya. Ia mengaku namanya Sujaya (84) asal Klungkung. Dengan toko kaset miliknya 'Kharisma Musik' yang sudah Ia nahkodai dari tahun 1985.

Dilihat dari letaknya cukup strategis, di lingkungan Sumerta Kauh, atau lebih popular disebut 'Peken Kreneng', tepat di depan pintu sebelah selatan.

Ketika Bali Tribune berkunjung pada Rabu (20/7) beberapa etalase nampak kosong, namun menurut Sujaya kaset-kasetnya itu sudah laku terjual. Dari penanda etalasenya terlihat berbagai macam kaset yang ada, seperti kaset gong kebyar, geguritan, tari dan tabuh Bali, angklung, joged bumbung, lagu Bali, lagu pop Indonesia, lagu dangdut, yang tentunya berangka tahun lawas 1980-an sampai awal 2000.

Selain kaset pita, disana juga ada kepingan cd, dan vcd, yang nasibnya juga sama dengan pendahulunya itu. Sujaya tentu merasa peminatnya sudah berkurang, sebab kemajuan teknologi membuat masyarakat beralih dan mulai meninggalkan kaset manual.

Ia menjelaskan jika peminat yang bertahan rata-rata berusia tua, mereka yang menurutnya kurang paham teknologi, atau yang masih menikmati musik kesukaannya dengan cara lama. Terlebih saat ini, khususnya kaset pita, sudah tidak diproduksi, namun untuk stock-stock lama masih tersedia.

"Cuma orang-orang tua yang masih bertahan, karena mudahnya, tinggal pencet tape, masuk kaset, langsung keluar musik," ujarnya.

Kaset-kaset yang Ia jual, untuk lagu-lagu Indonesia Ia peroleh dari Pulau Jawa, sedangkan kaset bermuatan lokal Bali, masih mendapat stock dari produsen ternama seperti Bali Record, Aneka Record, Maharani Record dan beberapa lainnya.

Sujaya mengaku sudah terlalu lama berjualan kaset, Ia merasa kasihan bila ditinggal begitu saja, karena kenangan yang sudah dilalui sekian puluh tahun. Saking lama berjualan kaset, Ia sampai hafal isi dari kaset-kaset yang menjadi buruan langganannya.

Sembari menunjukan kaset-kasetnya, Ia menceritakan jika toko miliknya sudah Ia rintis sejak 1985. Awal letak toko berada di Jalan Kamboja, baru semenjak 5 tahun belakangan dipindah ke Jalan Rijasa, Pasar Kreneng.

Dulu kata Sujaya, banyak turis atau tamu luar negeri yang berkunjung ke tokonya, untuk membeli atau sekedar melihat-lihat. Saat itu satu kaset sempat ia bandrol dengan harga Rp 2.500 untuk lagu Indonesia dan Rp7.500 untuk lagu berbahasa asing.

Persediaannya pun tidak sulit, karena setiap tahun selalu ada pembaharuan. Karena tahun-tahun tersebut menjadi masa keemasan kaset pita, dengan berbagai jenis musiknya.

"Sekarang sudah beda zamannya yang gemar gamelan ataupun musik sudah beralih ke alat yang lebih praktis seperti flaskdisk, apalagi semuanya sudah ada di hp, youtube, dan lainnya itu," ucapnya.

Tidak hanya sampai disana, keadaan pun tambah pelik ketika pandemi Covid-19 datang. Pembelinya yang sedikit ditambah penurunan semenjak pandemi Covid-19, bahkan mencapai 50%. Meski demikian, Sujaya mengaku pembeli selalu ada, walau hanya 2 atau 3 orang.

Sebelum pandemi, menurutnya kondisi masih baik. Pendapatnya itu bukan tanpa alasan, saat itu kaset pita yang Ia pasang dengan harga Rp35.000 - Rp45.000 masih laku terjual dan tidak ditawar pembeli.

Sedangkan semenjak pandemi harga terpaksa Ia turunkan hingga Rp25.000, dan itupun masih ditawar. Sampai akhirnya, belakangan Ia jual dengan harga mulai Rp15.000 untuk kaset bermuatan lokal dan Rp17.000 - Rp22000 untuk kaset lagu Indonesia.

Meski berada diujung tanduk, Ia mengaku masih memesan kaset antara 100-500 keping dengan jarak waktu relatif. Ditengah pembeli yang kembang kempis, kenangannya masih disimpan dan dicari beberapa orang. Sejalan dengan itu, Sujaya juga mengatakan "Sampai seterusnya saya akan usahakan berjualan kaset," tandasnya.

wartawan
M3
Category

Kwarcab Badung Resmi Tutup Karya Bakti Pramuka Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025

balitribune.co.id | Mangupura - Gerakan Pramuka Kwartir Cabang (Kwarcab) Badung resmi menutup kegiatan Karya Bakti Pramuka yang digelar dalam rangka Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025. Penutupan kegiatan berlangsung pada Minggu (27/4) di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung.

Baca Selengkapnya icon click

Tanpa Antre, Nabung Emas Lewat Aplikasi Pegadaian Digital

balitribune.co.id | Jakarta - PT Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan dan merupakan pelopor layanan Bank Emas pertama di Indonesia sudah berpengalaman dalam bisnis emas. Pegadaian memiliki produk Cicil Emas dan Tabungan Emas Pegadaian yang memberikan alternatif pembelian emas pada masyarakat tanpa perlu antre.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dua Tahun Pelayanan Air Bersih Harus Tuntas

balitribune.co.id | Semarapura - Prioritas Pelayanan air bersih masih menjadi pekerjaan rumah paling serius yang belum bisa tuntas. Terutama di wilayah Kepulauan Nusa Penida. Menyikapi situasi itu, Bupati Klungkung Made Satria optimis, mampu menuntaskan 100 persen cakupan pelayanan air bersih dalam waktu dua tahun. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemerintah Pastikan Proyek Tol Mengwi-Gilimanuk Lanjut

balitribune.co.id | Negara - Pembangunan Jalan Tol Mengwi–Gilimanuk kini dipastikan akan terus berjalan setelah sebelumnya sempat dikabarkan dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN). Kepastian ini tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2025 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 yang telah ditandatangani oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya icon click

3.100 Pelari Meriahkan Adhyaksa International Run 2025 di The Nusa Dua

balitribune.co.id | Badung – Event lari bergengsi Adhyaksa International Run (AIR) 2025 kembali digelar di kawasan The Nusa Dua, Bali, yang dikelola oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau ITDC, pada Minggu (27/4). Diselenggarakan oleh Tunas Muda Adhyaksa, ajang ini merupakan lomba lari berskala internasional yang mengundang partisipasi pelari dari dalam maupun luar negeri.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.