Pelatihan Nyurat Lontar Sasar Anak Blasteran | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 7 June 2017 18:23
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
BLASTERAN ,pelatihan ,
BLASTERAN - Salah satu anak keturunan Australia, Carrick Ardiansyah Tharing nampak serius mengikuti pelatihan menulis aksara Bali di daun Lontar, di SD Mahardika, Jalan By Pass Ngurah Rai Tohpati Denpasar, Selasa (6/6).

BALI TRIBUNE - Pelestarian Bahasa, Aksara dan Sastra Bali terus digencarkan Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar. Tak hanya melakukan perawatan naskah lontar, Penyuluh Bahasa Bali ini juga mulai melakukan pembinaan bahasa Bali kepada anak-anak di Denpasar. Menariknya, tak hanya diberikan kepada anak-anak Hindu Bali, tetapi ternyata juga diberikan kepada anak-anak blasteran (anak-anak berdarah campuran dua negara) yang bersekolah di Bali.

Seperti yang dilakukan Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar pada Penyuluhan dan Pelatihan Nyurat Lontar di SD Mahardika, di Jalan By Pass Ngurah Rai Tohpati, Denpasar, Selasa (6/6). Tampak pada kegiatan tersebut sejumlah anak-anak blasteran yang ikut belajar menulis aksara Bali di daun lontar. Meskipun masih kesulitan, namun nampak anak-anak tersebut sangat antusias dan bersemangat untuk ikut belajar.

“Saya senang bisa belajar menulis aksara Bali. Tapi susah sekali. Tapi saya mau belajar, ya senang,” ujar salah satu siswa bernama Carrick Ardiansyah Tharing yang merupakan keturunan Australia-Indonesia ini. Carrick yang baru pindah ke Bali ini mengaku sangat kesulitan dalam menulis aksara Bali karena pakemnya berbeda dengan huruf latin. “Seru tapi susah,” ujarnya lagi.

Hal senada disampaikan siswa kelahiran Jakarta, yang bernama Pyrena Nabila Sachi. Sachi mengaku merasa senang bisa belajar bahasa dan aksara Bali. “Tapi susahnya itu pas di bagian gantungan aksara Bali, masih belum mengerti. Tapi nanti pasti diajarin lagi,” ujarnya.

Koordinator Humas Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar, Ni Putu Novi Purnama Sari di sela-sela memberikan pelatihan, kemarin, mengatakan Penyuluh Bahasa Bali Kota Denpasar mendapat undangan dari SD Mahardika Denpasar untuk memberikan penjelasan tentang tata cara menulis aksara Bali di daun lontar. Kegiatan Ini merupakan salah satu cara pelestarian bahasa, sastra dan aksara Bali. “Adapun jumlah siswa yang mengikuti penyuluhan aksara di daun lontar ini sebanyak 26 orang siswa,” ujarnya.

Dikatakan, selain siswa lokal, kegiatan ini juga diikuti siswa keturunan yang kebetulan bersekolah di SD Mahardika. “Kami salut, meskipun siswa keturunan tapi nampak antusias dan senang mengikuti penyuluhan,” ujarnya.

Menurut Novi, dalam pelatihan ini ditemui sejumlah kendala. Yakni banyaknya siswa yang hanya hafal dengan penyebutan hafal dengan penyebutan aksara Bali Wreastra, tetapi mereka belum paham dengan bentuk dari aksara tersebut. Selain itu pemahaman mengenai pasang pageh masih susah untuk diterapkan. “Jadi mereka hanya bisa mengucapkan hanacaraka saja tapi ketika diminta menulis ternyata tidak semua siswa bisa,” ujarnya.

Kepala Sekolah SD Mahardika Denpasar, I Wayan Gede Suryanta, S.Pd, mengatakan, pihaknya sengaja mengundang Penyuluh Bahasa Bali kota Denpasar untuk memberikan pengenalan penulisan lontar kepada anak-anak. Tujuannya agar bahasa, sastra dan aksara Bali tidak ditinggalkan. “Kami juga berkeinginan untuk mengenalkan lebih jauh pendalaman tentang bahasa, sastra dan aksara Bali khususnya penulisan di daun lontar karena tingkat SD sangat jarang dalam belajar menulis di daun lontar,” ujarnya.

Dikatakan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengenalan tentang lontar kepada anak-anak sejak dini, sehingga memberikan kesan tersendiri pada anak-anak yang bersekolah di SD Mahardika Denpasar. “Mengingat ini adalah pengalaman pertama yang mereka dapatkan mengenai penulisan aksara di daun lontar. Jadi dengan diadakannya kegiatan nyurat aksara di daun lontar ini bisa berlanjut di kemudian hari dan mereka bisa lebih memahami tentang aksara bali tersebut,” tandasnya.