PHRI: Hunian Hotel di Bali 0 Persen Wisatawan RRT | Bali Tribune
Diposting : 13 February 2020 02:00
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/Direktur Eksekutif BPD PHRI Bali Ida Bagus Purwa Sidemen.
Balitribune.co.id | Denpasar - Wabah virus Corona yang berkembang dari Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) sangat memukul pariwisata Bali. Saat ini  hotel-hotel maupun penginapan di Bali sama sekali tidak ada (0 persen) wisatawan Tiongkok. 
 
“Virus Corona tidak hanya memukul pariwisata, tapi juga menjadi prolema bagi perekonomian masyarakat Bali,” ujar Direktur Eksekutif Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali Ida Bagus Purwa Sidemen.
 
IB Purwa Sindemen yang ditemui di Prime Plaza Hotel Sanur, Rabu (12/2/2020) menjelaskan, sepinya wisatawan Tiongkok setelah Pemerintah Indonesia menghentikan penerbangan dari dan ke RRT untuk mengantisipasi masuknya virus Corona (WHO mengubah namanya menjadi COVID-19, red) ke Indonesia. Otomatis sejak kebijakan itu tidak ada lagi turis Tiongkok berkunjung ke Bali. Hal itu tidak semata berdampak ke sektor pariwisata, tapi merembet ke berbagai sektor ekonomi.
 
"Kami kemarin menerima keluhan masyarakat nelayan dan peternak lobster, karena sebanyak 200 kg sampai 600 kg lobster tidak bisa diekspor sehingga mereka mencoba untuk bekerja sama dengan kami (PHRI). Mereka meminta supaya tangkapan lobster disetor ke hotel-hotel," kata IB Purwa Sidemen.
 
Menurutnya, dampak wabah virus Corona tidak hanya kepada pariwisata, tetapi sudah menjadi problema global. Khusus bagi Bali yang mengandalkan pariwisata, saat ini hotel-hotel 0 persen wisatawan Tiongkok. Sebab, warga Republik Rakyat Tiongkok (RRT) dilarang berpergian dari negaranya oleh pemerintah setempat, dan Indonesia menutup kedatangan wisatawan Cina sementara waktu. 
 
Kendati demikian IB Purwa Sidemen menekankan, yang dilarang hanya wisatawan Tiongkok, sedangkan Bali membuka lebar pintu bagi wisatawan asing yang ingin berlibur maupun berkunjung. Sehingga diperlukan pembenahan segmentasi pariwisata, yakni tetap meningkatkan promosi untuk mengambil daya tarik wisatawan dari negara lain. 
 
"Kami membuka lebar-lebar kedatangan tamu wisatawan, baik dari Eropa, India, Amerika dan negara lainnya," ungkapnya. 
Ia juga menerangkan, wacana wisata murah bermaksud agar event-event  penting dapat dilaksanakan di Bali. Selain itu juga mendorong peningkatan kunjungan wisatawan nusantara (wisnu) ke Bali. 
 
"Murah dalam arti, jika dulu mendapatkan keuntungan Rp 1.000, sekarang cukup Rp 500 saja. Hal ini sebagai upaya agar pariwisata di Bali terus bergerak," tandasnya. 
 
Sementara itu Bali Hotel Association (BHA) akan membidik wisatawan domestik agar tidak melakukan perjalanan wisata ke luar negeri. Hal ini mengingat sejumlah negara telah menyatakan teridentifikasi virus corona baru yang menyebabkan kepanikan masyarakat global. 
 
Beberapa hari lalu, Pemerintah Indonesia memberikan peringatan atau travel warning kepada warga Negara Indonesia (WNI) agar tidak melakukan perjalanan ke luar negeri terutama Singapura dan juga Tiongkok daratan. Seperti diketahui, Negara Singapura adalah destinasi favorit turis Indonesia. Dengan adanya peringatan tersebut, secara otomatis turis Indonesia yang akan melakukan perjalanan wisata ke Negeri Singa Putih itu menjadi tertunda. 
 
Begitupun yang ke Tiongkok daratan, jumlah wisatawan domestik yang berwisata ke negeri tirai bamboo itu setiap tahun mencapai ribuan orang. 
 
Ketua Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra baru-baru ini di Denpasar menyampaikan, sejak Pemerintah Indonesia menyetop sementara penerbangan dari/ke Indonesia-Tiongkok pada Rabu 5 Februari 2020 guna menghindari penyebaran wabah flu mematikan yang menyerang warga Wuhan, Tiongkok mulai akhir tahun 2019 tersebut berdampak pada penurunan kedatangan turis asal RRT ke Bali.  
 
"Saat ini kami (BHA) tengah membidik wisatawan yang akan berkunjung ke Tiongkok seperti domestik. Setiap tahun terdapat sekitar 3.000 warga Indonesia berwisata ke Tiongkok. Akibat dari musibah ini tentu saja akan mengalihkan perjalanan ke destinasi lainnya," katanya. 
 
Potensi domestik yang bepergian ke luar negeri ini akan dibidik untuk memilih Bali sebagai destinasi mereka. "Itu kita gaet untuk datang ke Bali," ucap Ricky.
 
Selain menyasar WNI yang ingin berwisata ke luar negeri untuk mengalihkan destinasnya ke Bali, BHA juga melirik wisatawan asing yang traveling ke Tiongkok. Mengingat kondisi saat ini di Tiongkok daratan sedang dilanda wabah virus corona, diperkirakan wisatawan asing akan menunda kunjungannya ke negeri itu.