Prodi Anestesiologi FK Unud Raih Akreditasi A | Bali Tribune
Diposting : 30 September 2017 12:12
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Anestesiologi
DILUNCURKAN - Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar, Prof. DR. Dr. Made Wiryana, SpAn.KIC.KAO (kanan) dan para editor buku ‘Dasar Manajemen Nyeri dan Tatalaksana Multi Teknik Patient Controlled Analgesia’ yang di-launching Jumat (29/9).

BALI TRIBUNE - Program Studi (Prodi) Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah Denpasar meraih akreditasi “A” dalam verifikasi yang dilakukan pemerintah. Diraihnya akreditasi “A” tersebut dirayakan bersamaan HUT ke-11 prodi ini, Jumat (29/9). 

Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar, Prof. DR. Dr. Made Wiryana, SpAn.KIC.KAO menjelaskan, prestasi yang diraih Prodi Anestesi itu bukanlah diraih dengan mudah. Perjuangan panjang sejak tahun 1985 yang ada saat itu hanya 2 (dua) orang staf dokter spesialis anestesiologi. Lanjut tahun 1990 sebanyak 5 (lima) orang dan tahun 2002 9 (sembilan) dokter spesialis.

“Di tahun 2002 itulah dimulai pendidikan pendahuluan (PPDS) I bidang  Anestesiologi dan Reanimasi. Tahun 2004  jumlah staf bertambah lagi menjadi 14 dokter. Tahun 2006 diadakan visitasi oleh Kolegium Anestesiologi dan Reanimasi Indonesia, dan dinyatakan layak untuk menyelenggarakan pendidikan mandiri yang dinyatakan dengan SK Operasional dari DIKTI dengan nomor SK 3745/D/T/2006 tanggal SK 28 September 2006,” urai Wiryana.

Wiryana mengatakan, jumlah dokter spesialis anestesi saat ini masih sangat dibutuhkan. Rasio antara seorang dokter anestesi dengan penduduk, kata dia, adalah 1 berbanding 100 ribu orang. Dan, untuk Bali sendiri, sebagian besar sudah terpenuhi.

Sedangkan untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan dan Papua masih kurang. Karena itu, Prodi Anestesi FK Unud/RSUP Sanglah yang juga mencakup mahasiswa dari NTB dan NTT itu, nantinya para lulusan dari kedua provinsi tersebut dianjurkan pulang kampung membangun kesehatan masyarakat setempat.

 “Kalau di Bali saya rasa jumlah dokter spesialis anestesi cukup ideal. Kami berharap anak didik di Prodi kami bisa melayani di wilayah luar Bali yang masih kekurangan dokter spesialis anestesi,” tambahnya.

Kebutuhan terhadap dokter spesialis anestesi yang tinggi, berdampak pada minat anak didik untuk masuk Prodi ini. “Setiap tahun kami hanya menerima 16 anak didik sementara yang mendaftar jumlahnya puluhan. Kami ingin fokus pada output anak didik kami,” sambung Wiryana.

Acara syukuran HUT ke-11 SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif FK Unud/RSUP Sanglah Denpasar itu dibarengi dengan launching buku ‘Dasar Manajemen Nyeri dan Tatalaksana Multi Teknik Patient Controlled Analgesia’. Buku setebal 315 halaman itu mengungkap tentang metode kontrol nyeri yang dirancang untuk membuat pasien  dapat memberikan dosis analgesik sendiri terhadap dirinya sesuai dengan kebutuhannya dalam batas aman.

Buku pedoman manajemen nyeri dengan teknik multimodal patient controlled analgecia (PCA) ini, mengurai secara lengkap pemahaman tentang  patofisiologi dari nyeri, teknik manajemen nyeri multimodal PCA, sejarah PCA, beragam teknik PCA, langkah-langkah memulai PCA, komplikasi, kelebihan, kekurangan, efek samping hingga penanganannya.

“Buku ini diharapkan menjadi bahan masukan dan acuan dalam tujuan penanganan nyeri yang bersifat holistik namun optimal sehingga dapat dipergunakan oleh segenap kalangan yang berkecimpung dalam penanganan nyeri dari Sabang sampai Merauke,” jelas Wiryana.

Buku teks ini disusun oleh dr. I G N Mahaalit Aribawa, SpAn, KAR, FIPM selaku chief editor dan Prof. dr. Andi Husni Tantra, PhD, SpAn, KMN, Prof  Dr. dr. Made Wiryana, SpAn, KIC, KAO, Prof. dr. Darto Satoto, SpAn, KAR dan Dr. dr. Tjokorda Gede Agung Senopathi, SpAn, KAR sebagai editor.