Puspem Dilengkapi IPAL, Mengolah Air Limbah Menjadi Air Bersih | Bali Tribune
Diposting : 11 April 2018 19:50
I Made Darna - Bali Tribune
pabrik
Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) di areal Puspem Badung.

BALI TRIBUNE - Pemkab Badung melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tengah mempersiapkan uji coba dalam pengelolaan air limbah menjadi air bersih.

Uji coba ini diawali di komplek Puspem Badung. Kalau berhasil akan dikembangkan untuk daerah Pariwisata Badung. Uji coba bekerja sama dengan sebuah pabrik yang bergerak dibidang pengelolaan air limbah. Untuk Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) saat ini masih tahap pengerjaan. Peranti dan fondasi untuk menempatkan mesin pengelolaan air limbah tersebut dibangun di atas tanah 1 are di areal komplek Puspem Badung. Harganya mesinya diprediksi bisa mencapai Rp 2 miliar lebih tetapi untuk tahap ini baru hanya sebatas kerja sama.

Kepala Dinas PUPR Badung, Ida Bagus Surya Suamba, berharap dengan instalasi pengelolaan air limbah ini bisa memaksimalkan pengelolaan limbah air yang ada di Puspem maupun tempat strategis lainnya. Untuk Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) ini, PUPR telah menjalin MoU dengan pabrik pengelolaan limbah.

“Kami istilahnya masih dalam penelitian dalam pengembangan pengelolaan air limbah menjadi air bersih. Dan ini MoU dengan pabrikan untuk Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL),” ujar Surya Suamba, Selasa (10/4).

Cara kerja IPAL ini  yakni air limbah masuk ke dalam mesin dan diolah. Kemudian, keluarnnya nanti berupa air bersih. Jadi tidak perlu lahan banyak untuk  bak penampungan dan cukup memanfaatkan alat tersebut, nanti keluar air yang sudah tergolong bersih.

Untuk memastikan kebersihan air, Surya Suamba mengaku akan lakukan uji laboratorium secara rutin. Apakah hasil pengelolaan itu sesuai dengan ketentuan atau tidak.

“Penelitian ini akan berlangsung selama satu tahun, ” jelasnya.

Bila uji coba ini berhasil,  pihaknya berencana mengawali mengaplikasikan mesin pengelola air limbah di Petitenget,  Badung. Sebab, kondisi sungai di dekat Pura Petitenget itu airnya sudah tercemar limbah dan mengeluarkan bau tak sedap dan mengalir keloloan menuju pantai. “Kalau berhasil kita desain untuk tempatkan mesin itu di sana (Petitenget). Sehingga air yang keluar dari loloan dan juga drainase menuju pantai, jadi air bersih,” tukasnya.