REI Keluhkan Harga Pasir | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 19 September 2016 15:48
Arief Wibisono - Bali Tribune
galian C
I Gusti Made Aryawan

Denpasar, Bali Tribune

 Penutupan Galian C di Karangasem berimbas pada pengusaha properti. Hal itu diungkapkan Ketua DPD REI Bali I Gusti Made Aryawan yang, Minggu (19/9). "Mudah-mudahan pemerintah cukup tanggap, jangan sampai persoalan ini menjadi berlarut larut, karena kalau tidak, jelas pembangunan akan ikut tersendat," katanya.

Para pengusaha galian C, kata dia, kalau memang harus mengurus ijin, silahkan diurus. Sehingga kondisi yang saat ini harga pasir sudah melonjak bisa teratasi. "Kami harapkan adanya sinergitas antar pemerintah daerah dan pengusaha bisa disikapi dengan bijak," ujarnya.

Jangan sampai hanya beralasan tidak ada ijin, usaha itu ditutup begitu saja, tapi berikanlah mereka ijin. "Pemerintah daerah yang notabene pemilik wilayah mestinya jauh jauh hari telah mengeluarkan ijin, jangan nunggu lagi dari provinsi," ucapnya.

Pengusaha properti, menurut dia,   terimbas oleh tutupnya galian C dimana harga pasir melonjak di pasaran. Namun beberapa komponen bangunan bisa juga lebih murah, seperti keramik dan beberapa bahan lainnya masih bisa indent, harganyapun masih terjangkau. "Menyiasati harga pasir yang terus merangkak naik, kami cari alternatif dengan menggunakan sejenis bata yang warnanya putih. Dan kalau pembangunan perumahan menengah ke atas kita sudah menggunakan bata blok warna putih itu tadi," imbuhnya.

Menurut dia, biaya material jenis ini sebenarnya lebih murah. Apalagi untuk pembangunan rumah yang tipenya menengah keatas telah memakai bahan jenis ini. "Persoalannya rumah murah yang kami bangun masih menggunakan pasir dan batako yang bahan dasarnya pasir," tukasnya.

Pihaknya telah berpikir agar kedepannya dapat menggunakan material, seperti bata blok, agar rumahnya lebih efisien efektif dalam pengerjaan. "Kita sendiri juga ada kekuatiran bila berapa tahun kedepan ketersediaan pasir akan terus berkurang, karenanya kita coba cari alternatif lain," tukasnya.

Ia mencontohkan, untuk rumah tipe 36 dalam menghabiskan pasir 1 truk besar. "Jadi kita tidak bisa pungkiri, peran pemerintah dalam memfasilitasi kondisi yang ada, belum lagi kita berpikir biaya transport yang mahal. Dan kalau sebelum Galian C ditutup harga pasir masih kisaran Rp1,3 juta per truknya, tapi sekarang harganya mencapai Rp2 juta, jelas kondisi ini berat buat kita," tandasnya.