Warga Minta Jembatan Sibang Kaja-Blumbungan Direalisasikan | Bali Tribune
Diposting : 27 July 2016 12:49
I Made Darna - Bali Tribune
DPRD
I Nyoman Oka Widyanta

Mangupura, Bali Tribune

Pembangunan jembatan penghubung antara Desa Sibang Kaja dengan Blumbungan dianggap mendesak oleh warga Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Badung. Pasalnya, sebagian warga Sibang Kaja yang kini menetap di Blumbungan kerap kesulitan menyeberang Tukad Ayun menuju desa induk mereka karena tidak adanya akses berupa jembatan yang memadai.

Kesulitan sangat dirasakan warga saat ada upacara keagamaan seperti ngaben. Sebab, warga Sibang Kaja yang rumahnya di Blumbungan harus menyeberangi sungai dengan jembatan mini menuju kuburan yang letaknya di Desa Sibang Kaja. Usulan pembangunan jembatan Sibang Kaja - Blumbungan ini bahkan sempat dikemukan oleh Fraksi Demokrat DPRD Badung pada rapat paripurna dewan beberapa hari lalu.

Menurut anggota Fraksi Demokrat, Nyoman Oka Widyanta, Selasa (26/7), pembangunan jembatan Sibang Kaja - Blumbungan sejatinya sudah diusulkan oleh warganya sejak belasan tahun lalu semasih  era pemerintahan AA Gde Agung - Ketut Sudikerta, akan tetapi sampai saat ini usulan tersebut tidak pernah ada tindaklanjut. Sekarang warga Sibang Kaja kembali berharap jembatan penghubung dua wilayah itu bisa direalisasikan.

“Jembatan Sibang Kaja - Blumbungan ini sangat penting bagi warga kami di Sibang Kaja, karena 20 persen warga Sibang Kaja saat ini tinggal di Blumbungan. Jadi saat ada upacara agama seperti ngaben warga kami  kesulitan menuju kuburan yang ada di Sibang Kaja, karena jembatannya tidak representatif,” ujarnya.

Wakil Ketua Komisi II ini pun berharap pemerintah dibawah pimpinan Bupati Nyoman Giri Prasta segera bisa merealisasikan jembatan yang dari dulu ditunggu-tunggu warga Sibang Kaja tersebut. Ia yakin dengan adanya alokasi anggaran sebesar Rp106.709.595.300, untuk bidang pemeliharaan konstruksi jalan dan jembatan pada Rancangan KUA/PPAS APBD Badung 2017 sebagiannya bisa diarahkan untuk pembangunan jembatan tersebut. “Kami sangat berharap jembatan itu secepatnya bisa direalisasikan. Karena sudah sejak lama sekali warga kami mengusulkan pembangunan jembatan itu,” kata Oka Widyanta.

Selain menjadi akses vital saat upacara keagamaan, menurut politisi asal Sibang Kaja ini jembatan penghubung ini juga untuk menuju Taman Pahlawan Panca Bloka. Di Taman Pahlawan ini kata dia ada salah seorang pejuang asal Jepang yang gugur dan turut dalam membela Kemerdekaan Indonesia disemayamkan di taman pahlawan tersebut.

Dengan adanya akses penghubung ke taman tersebut, maka Taman Pahlawan tersebut bisa dijadikan sebagai obyek wisata baru di Sibang Kaja. “Kalau jembatan itu jadi, warga Sibang Kaja ingin mengembangkan Taman Pahlawan Panca Bloka sebagai obyek wisata sejarah. Targetnya nanti adalah wisatawan Jepang, karena disitu kan ada Pahlawan asal Jepang yang disemayamkan,” terangnya.

Mengenai pembebasan lahan, Oka Widyanta meyakini tidak ada masalah. Sebab, usulan ini sudah menjadi kesepakatan warga Sibang Kaja. “Kalau masalah pembebasan lahan saya rasa sudah tidak ada masalah. Masyarakat yang tanahnya dilalui sudah bersedia tanahnya digunakan akses,” tegasnya.

Sementara Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta saat membaca jawaban pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi DPRD Badung pada rapat paripurna, Senin (25/7), mengaku sependapat bahwa jabatan yang menghubungkan Sibang Kaja dengan Blumbungan penting untuk ditingkatkan sebagai akses yang sangat vital untuk memperlancar jalannya upacara agama. Diantaranya ngaben dan upacara agama.

“Kami sependapat akses jembatan Sibang Kaja - Blumbungan ditingkatkan sebagai akses yang vital untuk memperlancar jalannya keagamaan. Disamping itu juga merupakan akses menuju Taman Pahlawan Panca Bloka sebagai obyek wisata sejarah,” ujarnya.

Namun demikian, pihaknya terlebih dahulu memandang perlu melakukan pengkajian mulai dari DED (detail enginering design) termasuk pembebasan lahan jalan menuju akses jembatan tersebut. “Untuk pembebasan lahan, kami harap Pak Oka Widyanta bisa membantu penjajakan ke warga pemilik lahan. Sehingga pembangunan jembatan ini tidak terjadi masalah,” kata Giri Prasta.