Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Ancaman Rabies

Bali Tribune

BALI TRIBUNE - Manusia tak akan mengenal ‘sehat’ jika tak ada penyakit. Sejak zaman dahulu, penyakit menjadi ancaman, yang kemudian memunculkan pengetahuan tentang sehat. Penyakit dan obat/vaksin seolah bergerak saling mendahului. Meski manusia dengan ilmu yang ada padanya terus menemukan obat/vaksin, namun sejarah tentang wabah penyakit terus berulang. Demikian juga rabies, penyakit yang saat ini sedang mengancam Bali. Mengapa harus dicegah? Banyak orang yang belum tahu bahwa rabies sebenarnya salah satu penyakit  mematikan. Penyakit itu muncul dan dikenal pertama kali di dunia pada sekitar tahun 2.300 SM di Babilonia pada zaman Hummurabi. Demikian bahayanya, maka sejak zaman itu,  sudah diberlakukan sanksi denda 40 shekel terhadap pemilik anjing, jika menggigit orang kemudian terbukti menularkan rabies. Sejak itu, penyakit rabies menjadi hantu yang menakutkan.  Kerajaan Inggris, bahkan mengumandangkan perang terhadap rabies sejak tahun 1026 , yang dikuatkan dengan peraturan kerajaan. Sejumlah paket peraturan yang diproduksi hanya untuk mengatur dan mencegah berkembangnya rabies meliputi Metropolitan Stress Act (1867), Act of Parliament (1897. Dengan ketatnya regulasi itu, maka Inggris terbebas dari rabies sejak tahun 1903. Di Indonesia, rabies mengancam kesehatan masyarakat sejak zaman Belanda. Mulanya, penyakit yang sering disebut anjing gila itu, justru ditemukan pada tubuh kerbau. Adalah dokter JW Esser yang menemukan gejala penyakit tersebut pertama kali di tahun 1884. Empat tahun kemudian, barulah gejala rabies ditemukan secara massif pada anjing. Daerah tempat rabies berkembang ketika itu adalah Jawa Barat, Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Selanjutnya, dalam kurun waktu 1945-1980, penyakit itu menyebar ke Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sumatera Selatan, Lambung, Aceh, Jambi, Yogya, Jakarta, Bengkulu, Kalimantan Timur, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, hingga Flores-NTT. Ekskalasi penyakit ini di daerah-daerah tersebut berlangsung sejak tahun 1953 hingga 1979. Bagaimana dengan Bali. Pulau Dewata ini baru menyandang status wabah rabies pada tahun 2008.. Bahkan, demikian ganasnya, pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian melalui Permen Nomor 1637/2008, yang ditandatangani Anton Apriyantono, 1 Desember 2008, yang mengatur tentang pencegahan dan penindakan. Melalui peraturan itu, Pemerintah berharap dalam waktu tiga bulan wabah rabies dapat dikendalikan. Segera setelah Permen diterbitkan, petugas gabungan berhasil mengidentivikasi 560 anjing yang terserang rabies kemudian memvaksinasi di tempat. Dari jumlah itu, 196 ekor anjing liar terpaksa dieliminasi atau dimusnahkan. Pemerintah bahkan mencadangkan 400 dosis vaksin di Bali untuk menghadapi ancaman yang sewaktu-waktu datang. Tahun-tahun berikutnya, anjing rabies muncul lagi namun dalam skala kecil. Setelah ditangani secara terkordinasi dan terfokus, penyakit itu kemudian tak muncul di Bali. Namun, sekitar lima tahun lalu, Bali kembali digemparkan dengan temuan anjing rabies yang menggigit sekitar 17 orang di berbagai daerah. Kini, di awal tahun 2018, penyakit rabies kembali mengancam. Kali ini, anjing milik salah seorang warga, I Ketut Kariawa menggigit 6 orang di lingkungan Teges Kelod, Kelurahan Gianyar. Kasus gigitan anjing dalam hitungan hari kemudian terjadi ke berbagai daerah dan menimbulkan kepanikan. Untuk mencegah meluasnya rabies di Bali, memang perlu dikenali gejalanya. Kemenkes RI memberikan panduan bahwa jangka waktu dari infeksi oleh virus hingga munculnya gejala-gejala pertama rata-rata dari 35 ke 65 hari. Gejala-gejala pertama dapat berupa gejala umum seperti demam, sakit kepala, dan merasa letih. Kehilangan nafsu makan, mual, rasa sakit atau mati rasa di area yang digigit dapat berlangsung selama 3-4 hari pertama. Kemudian, gejala sistem saraf terjadi, termasuk menjadi resah dan gelisah dengan hiperaktivitas yang ekstrem, dengan perilaku yang aneh dan masa tenang. Kejang otot semu dan kelumpuhan juga mungkin terjadi. Ketakutan akan air (hydrophobia) muncul di tahap ini. Sayangnya, apabila rabies tidak diobati segera setelah terekspos, hampir selalu akan berujung ke koma, kejang, dan kematian biasanya terjadi dari hari ke-4 hingga hari ke-7 setelah terjadinya gejala-gejala.

wartawan
Mohammad S. Gawi
Category

BWS Bali-Penida Fokus Normalisasi Sungai dan Infrastruktur Pengendali Banjir

balitribune.co.id | Denpasar - Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida tengah menyiapkan langkah serius untuk menormalisasi sejumlah sungai besar di Bali. Kepala BWS Bali-Penida, Gunawan Suntoro, menegaskan normalisasi ini mendesak dilakukan menyusul tingginya curah hujan yang berpotensi menimbulkan banjir.

Baca Selengkapnya icon click

Tim Gabungan BPBD Terus Sisir Sungai Pascabanjir

balitribune.co.id | Denpasar - Tim gabungan BPBD dan perkumpulan penyelam Desa Serangan melakukan penyisiran korban banjir bandang di aliran Tukad Badung di kawasan Istuari Dam Suwung, Rabu (17/9). Penyisiran yang melibatkan 9 penyelam secara bergantian, terus dilakukan sejak pagi selama dua hari ini di lokasi yang sama. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Dapur Umum Korban Banjir di Pulau Biak I Masih Berlangsung

balitribune.co.id | Denpasar - Salah satu wilayah yang terdampak banjir bandang pada 10 September 2025 lalu adalah warga Jalan Pulau Biak I dan II dimana kawasan ini genangan air mencapai setinggi rumah. Pemukiman padat penduduk ini memutuskan untuk membuat dapur umum di kamp yang sebelumnya jadi tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya icon click

BPR Lestari Bali Lanjutkan Aksi Peduli untuk Warga Terdampak Banjir Denpasar

balitribune.co.id | Denpasar - Dampak banjir bandang yang melanda sejumlah titik di Kota Denpasar masih terasa hingga kini. Lumpur dan sampah yang menumpuk membuat warga kesulitan membersihkan lingkungan mereka.

Sebagai bentuk kepedulian, BPR Lestari Bali kembali turun langsung membantu warga pada Selasa (16/9). Kali ini, aksi gotong royong difokuskan di Jalan Glogor Carik dan Perumahan Griya Selaras, Ubung Kaja.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Pemkab Karangasem Dorong Sinergi Jaringan Komunikasi, Biznet Siap Dukung Program Pemerintah

balitribune.co.id | ​Amlapura - Pemerintah Kabupaten Karangasem melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Karangasem, I Ketut Sedana Merta, menerima audiensi dari pihak Biznet di ruang rapat Sekda pada Senin, (15/9/2025). Pertemuan ini didampingi langsung oleh perwakilan dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo).

Baca Selengkapnya icon click

Tinjau Lokasi Bencana, Bupati Sanjaya Pastikan Bantuan dan Solusi Jangka Panjang

balitribune.co.id | Tabanan – Bupati Tabanan, Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M., bersama jajaran Pemkab Tabanan meninjau langsung lokasi bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah Desa Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kediri, Tabanan, Rabu (17/9). Hujan deras disertai angin kencang yang melanda kawasan tersebut mengakibatkan sejumlah kerusakan pada infrastruktur dan rumah warga.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.