Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Pemahaman Bahaya Rabies Rendah, Vaksinasi Kerap Ditolak Warga

Bali Tribune/ VAKSIN - Petugas vaksinasi massal rabies kerap mendapat penolakan dari warga.
balitribune.co.id | Negara - Kendati rabies masih menjadi zoonosis yang mengkhawatirkan, namun pemahaman masyarakat terhadap rabies hingga kini masih rendah. Terbukti, petugas vaksinasi rabies massal saat turun ke lapangan kerap mendapat penolakan dari warga pemilik hewan penular rabies (HPR). Padahal wilayah yang disasar pada tahap pertama vaksinasi massal merupakan wilayah yang masuk zona merah rabies.
 
Berdasarkan data yang diperoleh pada Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana, Jumat (29/3), terdapat 16 desa yang menjadi proritas pertama pada vaksinasi rabies masal kali ini. Untuk Kecamatan Melaya terdapat 5 desa yakni Warnasari, Melaya, Tukadaya, Blimbingsari, Tuwed.  Di Kecamatan Negara dan Kecamatan Jembrana terdapat masing-masing dua desa yakni Berambang dan Kaliakah serta Dauhwaru dan Batuagung. Di Kecamatan Mendoyo ada empat desa yakni Yehembang Kangin, Delodbrawah, Penyaringan dan Yeh Sumbul.
 
Sedangkan ada tiga desa di Kecamatan Pekutatan yakni Asahduren, Gumbrih dan Pangyangan. Kepala Bidang Keswan Kesmavet, drh, I Wayan Widarsa dikonfirmasi Jumat kemarin mengatakan vakisnasi masal priotas pertama yang dimulai sejak Senin (18/3) tersebut menyasar wilayah yang terdapat kasus gigitan positif dua tahun terakhir. Pihaknya mengakui pemahaman masyarakat terhadap bayaha rabies masih rendah termasuk kesadaran untuk mencegah penularannya. Selama turun kelapangan ke wilayah zona merah itu, personilnya memang kerap mendapat penolakan dari pemilik HPR.
 
“Ada warga di desa-desa menolak hewan peliharaannya divaksin karena dikira akan menyebabkan gudig. Padahal tidak ada kaitannya sama-sekali sama penyakit kulit,” ujarnya. Pihaknya menurukan 60 personil terdiri dari 30 orang A-Tim untuk menangani HPR yang beringas dan 30 orang Tim Regular untuk menangani HPR jinak selama enam hari kerja dari pukul 08.30 Wita hingga pukul 17.00 Wita.
 
Ia menyebut tiga desa zona merah di Kecamatan Pekutatan sudah berhasil dituntaskan. “di Pekutatan sudah 9 banjar 1.438 anjing, 49 kocing dan 2 kera. Dari 27 banjar di Melaya baru 10 banjar dengan 1.250 anjing, 6 kucing dan 1 kera. Di Negara baru 10 banjar, sisa 3 banjar, ada 1.642 ekor dan 63 kucing. Di Jembrana ada 16 banjar, yang sudah baru 10 banjar dengan 1.337 anjing, 32 kucing dan 4 monyet. Di Mendoyo sudah 10 banjar dengan 1.413 anjing, 65 kucing dan 2 monyet, 19 banjar lainnya masih kami garap. Setelah prioritas pertama tuntas kami sasar wilayah yang lain. Kami siapkan 40 ribu dosis” tegasnya.
 
Pihaknya menargetkan vaksinasi diseluruh wilayah di Jembrana bisa tuntas pada awal Mei mendatang sehingga bisa menekan angka gigitan positif rabies yang tahun ini sudah ditemukan 2 gigitan positif yakni di Desa Berangbang dan Desa Warnasari. “Stok vaksin kami ready. Tapi kami tidak dapat menekan angka gigitan, yang kami tekan adalah kasus positif rabies. Kalaupun HPR menggigit manusia, kalau sudah divaksinasi jelas lebih aman. Selain HPR memakai kalung (colar) merah, rumah pemilik HPR yang sudah divaksinasi juga ditempeli stiker dan diberikan buku tanda vaksinasi. Setelah tuntas semuanya, nanti tinggal antisipasi kelahiran baru,” tandasnya. 
wartawan
Putu Agus Mahendra
Category
Iklan icon ads
Iklan icon ads

SOM-20, Momentum Memperkuat  Konservasi Laut dan Ketahanan Kawasan Terhadap Perubahan Iklim

balitribune.co.id | Mangupura - Pertemuan Tingkat Pejabat Senior ke-20 atau 20th Senior Officials’ Meeting (SOM-20) Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, and Food Security (CTI-CFF) yang berlangsung 10-11 Desember 2025 di Kabupaten Badung, Bali ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kerja sama regional dalam konservasi laut, pengelolaan perikanan berkelanjutan, dan peningkatan ketahanan kawasan terhadap perubahan iklim.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Tanpa Kantongi PBG, Bangunan Investor di Hutan TNBB Disegel

balitribune.co.id | Negara - Bangunan di kawasan hutan Balai Taman Nasional Bali Barat (TNBB) yang mencuat belakangan ini ternyata belum mengantongi dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG). Persoalan tersebut terungkap saat sidak yang dilakukan oleh DPRD Kabupaten Jembrana bersama instansi terkait ke lokasi bangunan tersebut berdiri.

Baca Selengkapnya icon click

Banjir Bandang di Manggis, Jalur Denpasar-Karangasem Lumpuh 2 Jam

balitribune.co.id | Amlapura - Banjir banjir bandang menerjang dua desa di Kecamatan Manggis, yakni Desa Antiga Kelod dan Desa Gegelang. Sejumlah rumah terendam banjir, lebih dari lima unit mobil milik warga juga terendam banjir, bahkan satu unit mobil yang terparkir di pinggir jalan di Desa Antiga Kelod juga nyaris hanyut, namun beruntung warga sigap dan langsung mengikat mobil tersebut dengan tali plastik.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.