
balitribune.co.id | Negara - Hingga kini persoalan infrastruktur masih menjadi sorotan. Tidak hanya di perdesaan, persoalan infrastruktur juga masih terjadi bahkan di kawasan pinggiran kota. Seperti yang hingga kini dikeluhkan masyarakat di Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana. Bahkan ada puluhan kepala keluarga yang terisolasi.
Kondisi infrastruktur di sejumlah lokasi di Kelurahan Pendem yang kondisinya memprihatinkan hingga kini masih dikeluhkan warga. Salah satunya kondisi jalan yang rusak. Seperti kondisi ruas Jalan Jalak Putih di timur eks Kompi Raider 900. Hingga kini kondisi ruas jalan yang menjadi akses ke permukiman warga ini rusak parah. Salah seorang tokoh masyarakat setempat, I Nengah Cantra berharap ruas jalan sepanjang 1,7 km yang juga menjadi penghubung ke wilayah sekitarnya ini bisa mendapat prioritas untuksegera diperbaiki.
“Kami sebenarnya sangat malu kondisi jalan kami sampai saat ini kondisinya seperti ini (rusak parah). Meski saat ini anggaran pemerintah difokuskan untuk penanganan Covid-19, tolong keluhan kami ini mendapatkan perhatian dari pemerintah. Jika ini dibiarkan berlarut-larut, kami merasa sangat malu kepada masyarakat kami ini,” ujarnya. Selain jalan rusak yang dikeluhkan warga di Lingkungan Pendem tersebut, ada puluhan kepala Kelurahan yang bermukim di Lingkungan Dewasana kini masih terisolir lantaran tidak memiliki akses jembatan.
Warga selama ini membuat jembatan darurat dari kayu untuk bisa menyeberang sungai, “Sampai saat ini kami tidak memiliki akses jembatan. Agar warga bisa lewat, gotong royong membuat jembatan seadanya dengan cara swadaya,” ungkap salah seorang warga, Ni Putu Nariasih(50). Selain Nariasih, ada sekitar 60 kepala keluarga di Lingkungan Dewasana yang hingga kini masih terisolir tanpa akses jembatan. Mereka berharap bisa mendapatkan akses jembatan yang bisa menghubungkan tempat tinggal mereka menuju jalam umum.
Kepala Bidang Bina Marga pada dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PRKP) kabupaten Jembrana, I Kade Subamia tidak menampik jalan rusak yang dikeluhan warga Kelurahan Pendem sampai saat ini belum mendapatkan perbaikan. Namun pihaknya menegaskan kalau upaya perbaikan jalan itu telah masuk dalam usulan melalui anggaran DAK tahun 2021. “Memang kalau jalan itu kondisinya rusak berat. Kami telah mengususulkan perbaikannya tahun 2021, lewat Dana DAK tahun 2021,” ujarnya.
Menurutnya perbaikan infrastruktur jalan ini terkedala anggaran, “bahkan kami juga sudah pernah usulkan di tahun 2020, karena kerbatasan anggaran belum busi ditangani ” ungkapya. Volume jalan yang diusulkan menurutnya mencapai Rp 3,2 milyar. “Semoga anggaran yang kita usulkan untuk perbaikan ini bisa terealisasi tahun 2021 ini. Ini perbaikan jalan prioritas untuk di Kecamatan Jembrana dengan panjang 1,77 km,” jelasnya. Pihaknya juga meminta tokoh masyarakat agart segera mengusulkan pembangunan jembatan di Lingkungan Dewasana,
Pihaknya mengaku baru mengetahui adanya persolan warga terisolir ini, “Saya harapkan segera para tokoh di Kelurahan Pendem membuat usulan secepatnya. Kita baru tahu, kalau ada warga Lingkungan Dewasana sampai saat ini tidak memiliki akses jembatan. Pemukiman mereka dibatasi oleh sungai kecil. Itu yang mengakibatkan warga disana terisolir. Untuk volume jembatan yang diusulkan warga, diperkirakan panjangnya sekitar 8 meter dengan lebar 3 meter dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp200 juta,” tandasnya.
Sementara Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan pihaknya sudah turun langsung mengecek keluhan warga terkait jalan rusak dan masalah jembatan tersebut. Pihaknya meminta warga agar bersabar. Pihaknya mengaku tetap berupaya dan melakukan langkah-langkah perbaikan. “Pemerintah saat ini sedang dihadapkan dengan masa-masa sulit akibat pandemi Covid-19. Namun pemerintah terus berupaya, termasuk memberikan atensi terhadap infrastruktur. Astungkara, harapan warga 2022 akan dapat terealisasi,” tandasnya.