Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan.

Ratusan Penderita Gangguan Jiwa di Karangasem Kondisinya Menyedihkan

Bali Tribune / I Nengah Kanten penderita gangguan jiwa asal Banjar Tengah, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem

balitribune.co.id | Amlapura - Jumlah penderita gangguan jiwa atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Karangasem mengalami peningkatan yang cukup signifikan selama masa pandemi, selain itu kondisi ratusan ODGJ di Bumi Lahar Karangasem juga sangat menyedihkan dan kurang mendapatkan perawatan medis selama Pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikan  Dr dr Cokorda Bagus Jaya Lesmana, SpKJ(K), MARS, Sekretaris Suryani Institute for Mental Healt (SIMH) saat mengunjungi sejumlah penderita gangguan jiwa di Kabupaten Karangasem, Jumat (8/10).

Disebutkannya, selama Pandemi Covid-19 praktis para penderita gangguan jiwa atau ODGJ yang ada di  Bali khususnya di Kabupaten Karangasem, kurang mendapatkan penanganan medis atau pengobatan, itu menurutnya disebabkan karena selama pandemi petugas medis sangat jarang atau bahkan nyaris tidak pernah mengunjungi ODGJ untuk memberikan obat atau penanganan medis.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh SIMH, jumlah penderita gangguan jiwa atau ODGJ di Kabupaten Karangasem sebanyak 895 orang yang terdata pada Tahun 2008, sedangkan total pendeita gangguan jiwa di Bali berjumlah 9000 orang. Untuk di Karangasem sendiri, dari 895 orang ODGJ tersebut yang baru mendapatkan penanganan baik dari Puskesmas setempat maupun dari SIMH sebanyak 574 orang. Jumlah tersebut tersebar di empat kecamatan, masing-masing di Kecamatan Manggis, Abang, Rendang dan Kecamatan Sidemen. Artinya masih ada sebanyak 300 orang lebih ODGJ yang sangat membutuhkan bantuan dan penanganan serius dari pemerintah, khususnya Pemkab Karangasem.

Dikatakan dr Cok, selain bantuan tempat tinggal yang layak, makanan, pakaian, yang paling dibutuhkan oleh ODGJ adalah pengobatan atau pemberian obat yang rutin. Diakui memang untuk pengobatan ODGJ membutuhkan biaya yang tidak sedikit. “Seharusnya pemerintah tidak mengesampingkan ini, karena penderita gangguan jiwa harus mendapatkan penanganan yang serius. Sebab keluarga yang mengurus ODGJ juga berpotensi mengalami gangguan kejiawaan,” tandasnya.

Pihaknya berharap SIMH bersama pemerintah bisa bergandengan tangan dan bekerjasama dalam penanganan dan pengobatan ODGJ di Karangasem, dan Bali pada umumnya. Tanggal 10 Oktober merupakan Hari Kesehatan Mental Sedunia atau World Mental Healt Day, ini menurutnya menjadi momentum untuk membangkitkan kepedulian masyarakat, relawan dan khususnya pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan kepedulian bagi para penderita gangguan jiwa, seperti pengobatan dan membangun tempat tinggal layak bagi ODGJ.

Berkaitan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia tersebut, SIMH bersama Ayo Bantu, dan sejumlah atlit lari yang turut serta dalam ajang Charity Run, Bali Hope and Freedom, kegiatan lari untuk kesehatan mental ini merupakan kegiatan amal membantu pengobatan dan kehidupan penderita gangguan jiwa di Bali, Jumat (8/9/2021) mengunjungi sekaligus memberikan pengobatan serta sumbangan untuk sejumlah ODGJ di Karangasem.

Salah satu ODGJ yang dikunjungi SIMH dan relawan serta atlit lari yakni I Ketut Kanten (36) seorang ODGJ asal Banjar Tengah, Desa Datah, Kecamatan Abang, Karangasem. Ketut Kanten merupakan satu potret menyedihkan dari 895 ODGJ di Karangasem. Hanya saja Kanten masih cukup beruntung karena tinggal bersama kedua orang tuanya disebuah rumah dua kamar yang merupakan bantuan bedah rumah dari pemerintah.

Kanten menjadi pria dalam pasungan, sejak dirinya menderita ODGJ saat berusia 18 tahun. Dulunya Kanten adalah pria yang rajin, kendati hanya pernah mengenyam pendidikan Sekolah Dasar, namun Kanten dikenal rajin bekerja menyabit rumput hingga mencarikan kayu bakar untuk tetangganya guna membantu orang tuanya.

“Dulu dia (Kanten) pernah bekerja di pabrik tepung di Denpasar. Nah sepulang dari Denpasar itulah dia sering ngamuk sebelum kemudian menderita gangguan jiwa dan akhirnya dipasung oleh keluarganya,” ungkap Ketut Mudani, tetangga yang sering mengurus Kanten. Kedua orang tua Kanten yakni I Ketut Gunik dan Ni Nyoman Suma, sudah sangat renta untuk mengurus Kanten yang kakinya dirantai di tiang beton bangunan bedah rumah yang ditempatinya. Sedangkan saudaranya tinggalnya cukup jauh.

“Kalau bantuan sih sering yang datang mengasih bantuan. Cuman ya gitu kadang dikasih makanan tidak mau dimakan! Kalau matanya sudah melotot dah gak ada yang berani mendekat, itu pasti sedang kumat dan pasti ngamuk,” kata Mudani.

Lantas bagaimana pengobatan terhadap Kanten? dr Cok mengatakan sejak pandemi petugas medis dari Puskesmas sangat jarang berkunjung untuk memberikan obat kepada Kanten, itulah yang mengakibatkan kondisinya sedikit memprihatinkan. “Kita sudah suntikkan obat, dan ada luka sedikit di kakinya, juga sudah kita obati,” jelasnya.

Tidak jauh  dari rumah Ketut Kanten, masih di Desa Datah, kondisi tidak kalah menyedihkan juga dialami oleh I Ketut Yasa (35) ODGJ asal Banjar Lebah. Sepupunya, I Ketut Merta, kepada media ini menuturkan, sebelum menderita gangguan jiwa, Ketut Yasa sempat mengenyam pendidikan SD, dan sempat merantau ke Denpasar dan Gianyar untuk bekerja. Hanya saja masa remajanya harus berakhir dalam rantai pasungan, karena sepulang dari merantau, Ketut Yasa sering mengamuk dan karena dikhawatirkan bisa melukai dan membahayakan orang lain, pihak kelurganya akhirnya memilih memasungnya.

Ketut Yasa dipasung selama bertahun-tahun di dalam gubuk yang nyaris roboh yang mana gubuk tersebut bekas dapur. Kondisi organ tubuh Ketut Yasa juga mulai tidak normal, dimana tangan dan kakinya bergetar dan sulit dihentikan. Namun demikian kadang Ketut Yasa masih bisa berkomunikasi dengan orang yang datang menjenguknya. “Dulu sering lepas dan lari sampai ke Karangasem Kota. Terus dibawa lagi kesini dan di pasung oleh keluarganya,” lontar Ketut Merta.

Lalu bagaimana dengan pengobatannya? Ketut Merta mengatakan jika sebenarnya Ketut Yasa sudah berulang kali dibawa berobat ke RSJ Bangli, namun sama saja tidak ada perubahan apa-apa.

dr Cok, terkait kondisi Ketut Yasa menjelaskan jika sebenarnya kondisinya cukup baik, kontak ada dan si pasien ODGJ sendiri (Ketut Yasa,red) bisa menyadari realita lingkungan dan dirinya. Hanya saja pihak keluarga masih memilih untuk memasungnya dengan alasan takut pasien tersebut lari, ngamuk dan membahayakan orang lain.

Melihat kondisi ratusan ODGJ di Karangasem, pihaknya berharap Pemkab Karangasem bisa menugaskan tim medis di masing-masing Puskesmas guna memberikan pengobatan secara rutin. Selain pengobatan secara rutin petugas medis yang menangani menurutnya juga harus melakukan evaluasi atas penanganan yang dilakukan. Karena obat tidak untuk diberikan seumur hidup, namun perlu tetap dievaluasi pemberiannya.

“Apalagi dulunya sewaktu menjadi Ketua DPRD Karangasem, Bapak Bupati sangat perhatian terhadap kondisi ODGJ di Karangasem,” tuntasnya.

wartawan
AGS
Category

Honda BeAT Buktikan Keiritannya, Astra Motor Bali Gelar Irit Gesit Awet Competition

balitribune.co.id | Singaraja – Astra Motor Bali kembali menghadirkan keseruan bagi anak muda Bali melalui ajang “IGA Competition” (Irit, Gesit, Awet) yang digelar selama dua hari, 10–11 Oktober 2025 di Kota Singaraja. Kegiatan ini menjadi seri kedua setelah sebelumnya sukses diselenggarakan di Denpasar, dengan semangat membuktikan keiritan dan keunggulan Honda BeAT sebagai motor andalan anak muda.

Baca Selengkapnya icon click

BKSDA Bali Akui Lalai, Bangunan di Kawasan Wisata Alam Penelokan Bakal Dibongkar

balitribune.co.id | Bangli - BKSDA Bali sepakat membongkar bangunan di kawasan hutan konservasi di Desa Kedisan, Kintamani, Bangli yang masuk dalam wilayah Taman Wisata Alam (TWA) Penelokan Kintamani,  Namun pembongkaran masih menunggu hari baik. Setelah dibongkar akan ada upacara Rsi Gana oleh pemilik bangunan. Namun sebelum upacara Rsi Gana digelar, masyarakat adat akan menanam pohon di lokasi. 

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

Akui Dipanggil Kejari Klungkung Soal Dana Hibah, Sekda Badung: Klarifikasi

balitribune.co.id | Mangupura - Sekretaris Daerah (Sekda) Badung Ida Bagus Surya Suamba membenarnya dirinya dipanggil oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Klungkung berkenaan dengan bantuan dana hibah.

Pemanggilan dari korp Adhiyaksa di Gumi Serombotan tersebut menurut dia hanya untuk dimintai klarifikasi atas bantuan hibah Pemkab Badung ke Kabupaten Klungkung.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads

DPRD Bali Sampaikan Pandangan Terhadap Raperda APBD 2026 dan Penyertaan Modal PKB

balitribune.co.id | Denpasar - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali menggelar Rapat Paripurna ke-7 Masa Persidangan I Tahun Sidang 2025-2026 dengan agenda penyampaian Pandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Provinsi Bali terhadap Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Provinsi Bali tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Semesta Berencana Provinsi Bali Tahun Anggaran 2026, dan Raperda tentang Penyertaan Modal Daerah pada Perseroan D

Baca Selengkapnya icon click

IGDX Conference 2025 Ajang Memperlihatkan Kreativitas Indonesia Mampu Bersaing di Panggung Internasional

balitribune.co.id | Mangupura - Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menegaskan peran strategis Indonesia memiliki lebih dari 154 juta gamer dan 2.100 developer aktif. Dengan kontribusi hingga Rp71 triliun per tahun terhadap PDB, industri gim adalah energi baru ekonomi digital bangsa.

Baca Selengkapnya icon click
Iklan icon ads
Iklan icon ads
Bagikan Berita
news

Dikeluhkan Pelaku Usaha, Dewan Badung Siap Kaji Ulang Pajak Hiburan

Lorem, ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Aliquid, reprehenderit maiores porro repellat veritatis ipsum.