
balitribune.co.id | Bangli - Kondisi Organisasi Angkutan Darat (Organda) Bangli ibarat pepatah, mati segan hidup tak mau. Pasalnya setiap tahun jumlah anggota yang merupakan para pengusaha angkutan umum terus menyusut.
Ketua DPC/DPU Organda Bangli, Mangku Dinamika mengatakan seiring berjalanya waktu jumlah anggota Orgada terus menyusut. Awal pendirian sekitar tahun 1990 jumlah anggota sebanyak 500 anggota, namun saat ini jumlah anggota yang masih tersisa sekitar 60 orang.
Menurut pria asal Desa Undisan, Kecamatan Tembuku ini, realita yang terjadi menggambarkan keenganan dari jasa transportasi mengembangkan usahanya. Hal ini disebabkan berbagai faktor diantaranya, karena faktor ekonomi. Dimana pemanfaatan jasa transportasi semakin melemah atau semakin sedikit, sehingga berimbas pada pengusaha jasa transpotasi melakukan peremajaan dan atau menambah armada, “Saat ini masyarakat ingin maju dan cepat, bisa dibilang setiap kepala keluraga minimal milki satu unit sepeda motor sehingga layanan transoprtasi angkutan umum mulai ditinggalkan,” jelasnya, Senin (27/6/).
Kata Mangku Dinamika selain itu, regulasi pengurusan ijin trayek untuk angkutan kota antar kabupaten tidak lagi dikeluarkan pihak Provinsi, sehingga angkutan umum yang layani trayek lintas kabupaten kesulitan akses perijinan. ”Ini juga kendala para pelaku usaha transportasi dalam mengembangkan usahanya,” ujar Mangku Dinamika.
Disinggung untuk menyelamatkan pengusaha angkutan, pemerintah daerah bakal menyediakan angkutan khusus pelajar dengan menggandeng para pengusaha angkutan, kata Mangku Dinamika sangat medukung langkah tersebut. Namun demikian tentu untuk menyediakan angkutan siswa perlu butuh anggaran. “Memang sempat muncul wacana seperti itu, mungkin masih terkendala anggaran. Yang jelas kami sangat dukung program tersebut,” kata Mangku Dinamika.