
balitribune.co.id | Bangli - Naas benar nasib I Nengah Muada, pasalnya pria asal Banjar Ulun Danu Desa Songan B ,Kecamatan Kintamani, Bangli ditemukan tewas karena tenggelam di danau Batur, pada Senin (12/5) sekitar pukul 04.30 wita. Kuat dugaan korban tenggelam karena penyakit eplilepsi yang di derita kambuh saat memeriksa jala perangkap ikan.
Kapolsek KIntamni Kompol I Nengah Sukerna saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Dari keterangan saksi, awal kejadian bermula sekitar pukul 04.30 wita korban melakukan aktifitas di danau batur.
“Korban bermaksud memeriksa jalan perangkap ikan yang dipasang di seputaran Banjar Ulun Danu Desa Songan B. Korban menaiki perahu kecil, jarak antara bibir danau dengan tempat korban pasang jala ikan sekitar 20 meter,” ujar Kompol Sukerna.
Disisi lain warga I Nyoman Agus Suriawan yang saat itu sedang mengisi bahan bakar perahu boat mendengar suara seperti orang batuk. Karena curiga Agus Suryawan mengarahkan lampu senternya kearah sumber suara.
”Saksi Agus Suriawan melihat korban berada di atas perahu kecil dengan posisi perahu miring dan kemudian perahu yang dinaiki korban terbalik hingga sebabkan korban tenggelam,” kata Kompol Sukerna.
Lanjut Kapolsek, melihat kejadian, saksi langsung memeriksa di titik korban tenggelam sambil menghubungi pihak keluarga korban. Beberapa saat kemudian warga bersama –sama petugas melakukan pencarian dengan alat seadanya. Sekitar pukul 07.15 korban di temukan tenggelam di kedalaman 5 meter di sekitar terbaliknya perahu yang dinaiki korban.
“Korban di temukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa,” ungkap Kompol Sukerna.
Atas kejadian tersebut petugas telah turun melakukan olah TKP dan identifikasi. Selain itu juga telah dilakukan pemeriksaan luar jenasah oleh petugas medis dari Puskesmas Kintamni V. Dari hasil pemeriksaan luar jenazah di temukan kaku mayat di sendi - sendi besar dan kecil dan lebam mayat di leher belakang, punggung dan bokong, tidak di temukan tanda-tanda pembusukan serta tidak ditemukan tanda-tanda akibat kekerasan pada tubuh korban.
”Kuat dugaan korban tenggelam karena penyakit eplilepsi kambuh dan pihak keluarga korban menyatakan menerima tewasnya korban sebagai musibah serta menolak untuk dilakukan otopsi,” tegas Kompol Sukerna.