Akan Siagakan Burung Hantu Basmi Tikus | Bali Tribune
Diposting : 14 August 2019 14:27
Ketut Sugiana - Bali Tribune
Bali Tribune/ Ida Bagus Juanida.
balitribune.co.id | Semarapura - Persoalan alih fungsi lahan dan ancaman kekeringan yang menggegerus lahan pertanian di Klungkung, para petani di Kabupaten Klungkung juga diresahkan dengan serangan hama tikus. Kondisi ini bahkan menjadi 'PR' bagi instansi terkait. Untuk mengusir tikus, tahun ini Dinas Pertanian Klungkung akan mencoba menggunakan Burung Hantu. 'Jurus' yang diperoleh pasca berguru di Kabupaten Tabanan ini akan diujicobakan di Subak Dawan serta Aan. 
 
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Klungkung Ida Bagus Juanida Selasa (13/8), mengatakan rencana penggunaan Burung Hantu guna mengusir hama tikus sebelumnya sudah sukses diterapkan di Kabupaten Tabanan. Ini merupakan salah satu cara mengusir hama tikus tanpa menggunakan bahan kimia. Mengingat selama ini petani sering memilih jalan pintas dengan menggunakan racun tikus. "Kami cari ide di Tabanan, sebelumnya dapat info dari Balai Pengkajian Hama Tamanan di Denpasar. Rupanya cara ngusir tikus dapat dilakukan dengan gunakan predator tikus, yakni Burung Hantu agar tidak pakai bahan kimia," ujarnya. 
 
Mengawali rencana tersebut, pihaknya sudah mengajukan usulan dana di anggaran perubahan 2019. Untuk tahap awal, rencananya akan dipergunakan empat ekor Burung Hantu dengan anggaran Rp1,5 juta per ekor. Nanti, burung-burung tersebut akan dibuatkan rumah khusus di areal persawahan. "Nanti dianggarkan di perubahan 2019, rencana pelihara empat pasang," imbuh IB Juanida. 
 
Sebagai lokasi uji coba, pengusiran hama tikus dengan Burung Hantu ini akan dilakukan di Subak Dawan, Kecamatan Dawan yang luasnya mencapai 50 hektar dan Subak Aan, Kecamatan Banjarangkan dengan luas 65 hektar. IB Juanida menjelaskan, dipilihnya kedua subak tersebut bukan semata-mata karena ada banyak hama tikus, tetapi karena potensi kedua lahan pertanian tersebut sangat tinggi. Di samping itu, para petani juga menyambut positif ide Kadis Pertanian Klungkung ini. "Potensi lahan di Subak Aan dan Dawan dan respon petani jadi pertimbangan kami. Bukan karena banyak tikus," ujarnya optimis hal ini akan berhasil. (u)