Bocah 6 Tahun Terjangkit Virus JE, Dinkes Karangasem Sebut Hanya Suspect | Bali Tribune
Diposting : 19 April 2018 11:01
Redaksi - Bali Tribune
virus JE
I Gede Eka Widiarta dalam gendongan ibunya

BALI TRIBUNE - I Gede Eka Widiarta, bocah 6 tahun asal Banjar Geria, Desa Bugbug, Karangasem, dinyatakan positif terjangkit virus Japanese Ensephalus (JE). Saat ini bocah malang dari pasangan suami istri I Wayan Sariada dan Ni Komang Jasri Widiantari tersebut masih menjalani rawat jalan setelah sebelumnya sempat menjalani opname selama hampir 24 hari di RSUP Sanglah. Anehnya, berita kasus bocah terjangkit virus JE ini nyaris berhasil ditutupi dengan rapi sehingga tidak terendus awak media.

 Saat koran ini bersama awak media lainnya mendatangi rumahnya, Rabu (18/4), bocah malang tersebut tengah menjalani kontrol atau rawat jalan ke RSUP Sanglah bersama kedua orangtuanya. Namun awak media sempat mengobrol banyak dengan Ni Wayan Kariasih, bibik dari anak tersebut.

 Dari penjelasan Wayan Kariasih, sebelumnya sekitar Maret 2018, Gede Eka Widiarta yang masih TK ini sering mengeluh sakit pada bagian kepala. “Begitu pulang sekolah, dia (bocah malang tersebut,red) sering mengeluh sakit pada kepalanya. “Sirah dek eka ne sakit mek,” ungkap Wayan Kariasih menirukan keluhan rasa sakit bocah tersebut kepada sang ibu.

 Selain itu bocah tersebut juga mengalami demam tinggi bahkan sampai mengigau. Khawatir dengan kondisi sang anak, kedua orangtuanya membawa Gede Eka Widiarta ke dokter spesialis sebelum kemudian dianjurkan opname di RSUD Karangasem.

Di rumah sakit milik Pemkab Karangasem itu, Deka--panggilan akrab bocah malang tersebut sempat menjalani perawatan selama kurang dari satu minggu. Sayangnya tidak ada perubahan apa-apa dan bocah tersebut seperti mengalami kelumpuhan dan tidak bisa membuka mulut, sehingga agar ada asupan nutrisi ke dalam tubuhnya, dari hidung bocah itu dipasangi selang guna memudahkan memberikan susu.

Hampir seminggu dokter di RSUD Karangasem belum bisa menemukan apa sebenarnya penyakit yang diderita Widiarta, sebelum kemudian atas anjuran dari salah satu LSM, pihak orangtua akhirnya membawa anaknya pulang untuk selanjutnya dibawa ke RSUP Sanglah. Di RSUP Sanglah bocah malang ini menjalani perawatan hampir 24 hari dan pihak RSUP Sanglah menyatakan jika anak tersebut suspek  virus JE, dan belakangan dari hasil diagnosa seperti yang disebutkan kedua orangtuanya, bocah tersebut ternyata positif terjangkit JE.

 “Dari hasil diagnosa dari RSUP Sanglah disebutkan Deka positif terkena virus JE,” ucap Wayan Kariasih, sembari menyebutkan jika saat ini keponakannya itu kondisinya sudah berangsur ada perubahan, dimana dari awalnya tidak bisa menggerakkan tangan sekarang sudah bisa, pun demikian respon tubuhnya sudah ada dimana anak itu sudah bisa merasakan sakit.

Saat para awak media mengonfirmasi kasus JE yang menyerang Widiarta, pihak Dinas Kesehatan Karangasem seperti kebakaran jenggot. Kepala Dinas bersangkutan, yakni dr I Gusti Bagus Putra Pertama sedang tidak ada di kantornya, dan awak media hanya diterima Kabid Pencegahan dan Pengendalian penyakit (P2P) I Ketut Subawa. Dalam penjelasannya Ketut Sebuawa menegaskan jika itu baru sebatas suspect JE.

Lantas kenapa RSUD Karangasem tidak langsung merujuk Widiarta ke RSUP Sanglah? Menjawab pertanyaan media itu, Ketut Wibawa mengatakan jika itu berkaitan dengan protap di rumah sakit itu sendiri. “Di RSUD Karangasem sendiri kan ada protapnya, karena kemungkinan dokter spesialis di sana masih bisa menangani,” tandasnya.

 Ketut Wibawa menegaskan JE bisa ditangani dokter spesialis di RSUD Karangasem, hanya  saja pihak RSUD Karangasem memang belum bisa melakukan pemeriksaan lab karena tidak memiliki alat.