Erupsi Lava Pijar Gunung Agung, Bupati Mas Sumatri Minta OPD Maksimalkan Bantu Pengungsi | Bali Tribune
Diposting : 4 July 2018 22:06
redaksi - Bali Tribune
TINJAU - Bupati Karangasem IGA MAs Sumatri saat meninjau pengungsi di Rendang.
BALI TRIBUNE - Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri meminta seluruh OPD dari tingkat Desa hingga Kabupaten untuk memaksimalkan diri dalam membantu masyarakat yang mengungsi akibat Erupsi letupan Lava pijar yang membakar sebagian hutan di puncak Gunung Agung, Senin (2/7) malam. 
 
Hal tersebut ditegaskannya saat memimpin rapat koordinasi bersama para Kepala OPD di rumah jabatan Belong, sebelum meninjau masyarakat KRB (Kawasan Rawan Bencana) III radius 4 Km dari puncak Gunung Agung di beberapa titik pengungsian. 
 
"Kondisi seperti ini akan berlangsung cukup lama. Karakter gunung berapi sulit untuk ditebak. Untuk itu saya minta, tingkatkan kinerja kita dalam melayani masyarakat secara gotong-royong. Bantu saudara-saudara kita yang ada di sini, kita kerahkan segala upaya untuk membantu mereka," kata Mas Sumatri saat mendatangi lokasi pengungsian di Banjar Tengah Kecamatan Bebandem didampingi Dandim 1623/Karangasem Letkol Inf.Benny Rahadian, Selasa (3/7) dini hari.
 
Mas Sumatri menyatakan, OPD dari tingkat desa hingga Kabupaten siap membantu memfasilitasi  tempat tinggal sementara untuk para pengungsi. Selain itu, Ia juga mengajak masyarakat di daerah pengungsian untuk bergotong-royong membantu para pengungsi menyusul letusan yang terjadi Senin malam pukul 21.04 Wita. Hal yang sama juga disampaikan Mas Sumatri saat mengunjungi pengungsi di Banjar Pesangkan Duda Timur,Wantilan Pura Puseh Desa Adat Duda, didampingi Camat Selat I Nengah Danu, Perbekel Duda I Gusti Ngurah Putra dan Ketua Pasebaya Agung yang juga Perbekel Duda Timur I Gede Pawana.
 
Bupati Mas Sumatri juga menggugah empati masyarakat yang berada di sekitar tempat pengungsian agar turut membantu keperluan para pengungsi. Baik itu peralatan memasak, peralatan makan, bahan makanan serta kebutuhan lainnya.Tokoh masyarakat setempat, anggota sekaa teruna teruni atau pemuda-pemudi, serta ibu PKK juga diharapkan turut terlibat dalam membantu para pengungsi.
 
Seperti yang telah diberitakan media, Sang Hyang Giri Tohlangkir kembali meletus yang disertai lontaran lava dan batu pijar, Senin (2/7) pukul 21.04 Wita. Warga di sekitar lereng gunung panik, dan berhamburan turun gunung untuk mengungsi ke daerah-daerah yang lebih rendah. 
Sepanjang hari dari pagi hingga sore, Gunung Agung mengalami lima kali erupsi kecil dengan tinggi abu vulkanik sekitar 1.000 meter hingga 2.000 meter. Pada Senin malam, tiba-tiba masyarakat sekitar Gunung Agung dikejutkan letusan disertai dengan suara ledakan keras. Lebih mengejutkan lagi Gunung Agung juga melontarkan lava dan batu pijar. Lontaran ini menyebabkan kebakaran di sekitar puncak dan lereng gunung.        
 
PVMBG melaporkan erupsi terjadi pukul 21.04 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 m di atas puncak (± 5.142 m di atas permukaan laut).Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi sekitar 7 menit 21 detik. Erupsi terjadi secara Strombolian dengan suara dentuman. Erupsi bersifat eksplosif melontarkan batu pijar karena ada tekanan dari dalam kawah. Sifat magma yang lebih cair dibandingkan letusan tahun lalu juga menyebabkan mudahnya terjadi lontaran batu pijar.
 
Lontaran lava pijar teramati keluar kawah mencapai jarak 2 km. Hutan di sekitar puncak kawah Gunung Agung terbakar sehingga api menyala cukup besar di beberapa bagian. Relawan Pasebaya melaporkan bahwa lontaran lava pijar dari puncak Gunung Agung ke lereng bagian timur hingga timur laut ke daerah Culik dan Dukuh di Kabupaten Karangasem. Selain itu juga mengarah ke bagian barat dan selatan. Akibatnya hutan di puncak kawah terbakar cukup luas.Pantauan satelit Himawari BMKG menunjukkan bahwa sebaran abu vulkanik dominan mengarah ke barat.