Gelombang Disertai Angin Kencang, Aktifitas di Dermaga Buka Tutup | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 21 October 2019 13:18
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ KEDISAN - Suasana di Dermaga Kedisan, Kecamatan Kintamani, Bangli, Minggu (20/10).
balitribune.co.id | Bangli - Fenomena alam yang disertai munculnya angin kencang mengganggu aktifitas penyeberangan di Dermaga Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Tingginya gelombang sejak Sabtu (19/20) siang membat proses penyeberangan dilakukan sistem buka tutup.
 
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Bangli Gede Arta saat dikonfirmasi terkait aktivitas penyeberangan di Dermaga Kedisan mengatakan, untuk aktifitas penyeberangan sejak dua hari terkahir diberlakukan sistem buka tutup. Kondisi gelombang yang tinggi tentu sangat berbahayan bagi pelayaran. Diakui jika pihaknya juga berkoordinasi dengan Satpolair Polres Bangli. “Melihat kondisi di lapangan, diputuskan untuk memberlakukan sistem buka-tutup sejak Sabtu. Tetapi hampir dua hari ini tidak ada boat yang menyeberang,” ungkapnya, Minggu (20/10).
 
Sebutnya, jika kondisi normal rata-rata penyeberangan bisa 10-15 boat perhari. Sejatinya ada wisatawan yang hendak berwisata dan menyeberang di danau, namun kami tidak mau mengambil resiko dengan cara melarang menyeberang. “Tentu kami tidak berani untuk menyeberangkan, karena ini beresiko,” tegasnya.
 
Kemudian akibat angin kencang pohon jenis pinus di areal dermaga tumbang dan menimpa tembok penyengker hingga roboh. Terkait hal tersebut, Gede Arta mengaku akan melaporkan kepada pimpinan diharapkan bisa segera tertangani. “Kami akan ajukan, mudah-mudahan segera bisa dilakukan perbaikan,” imbuhnya.
 
Disisi lain, akibat angin kencang kemudian ada kebakaran lahan berimbas pada pariwisata di Kintamani. Menurut salah satu pelaku pariwisata, Edi Aryasandi mengatakan wisatawan yang sudah booking membatalkan kunjungan ke Kintamani. Baik untuk pendakian ataupun untuk kunjungan di obyek wisata. “Beberapa dicancel karena angina kencang, kami pun tidak berani melakukan pendakian karena ini menyangkut keselamatan,” jelas pria yang juga memiliki usaha restaurant di Kintamani ini.