Masyarakat India di Bali Rayakan Hari Republik India | Bali Tribune
Diposting : 29 January 2019 10:26
Djoko Moeljono - Bali Tribune
Bali Tribune/ INDIA -- Ratusan 120 warga India, masyarakat keturunan dan sahabat India di Bali bersama 40 siswa GMIS, merayakan Hari Republik India ke-70 di halaman kantor Konsulat Jenderal India di Bali, Sabtu (26/1).
Bali Tribune, Denpasar - Dalam suasana penuh suka cita dan semangat kebersamaan, sekitar 120 warga India, masyarakat keturunan India, dan sahabat India di Bali bersama 40 siswa dari The Gandhi Memorial Intercontinental School (GMIS), merayakan Hari Republik India ke-70 di halaman Konsulat Jenderal India di Bali di Jalan Raya Puputan, Renon, Denpasar, Sabtu (26/1).
 
Konsul Jenderal (Konjen) India RO Sunil Babu berkesempatan mengibarkan bendera nasional India, diiringi lagu kebangsaan India “Jana Gana Mana” (karya peraih Nobel dan penyair terkenal Rabindranath Tagore) yang dinyanyikan oleh komunitas dan sahabat India di Bali. Puluhan siswa GMIS juga menyanyikan lagu “Mile Sur Mera Tumhara to Sur Bane Hamar”, dan beberapa lagu patriotik lainnya.
 
Ketika membacakan sambutan Presiden India Ram Nath Kovind, Konjen India RO Sunil Babu menjelaskan tentang komitmen negara terhadap kebebasan, persaudaraan, dan kesetaraan di antara masyarakat India. Perayaan tahun ini sedikit istimewa, karena bangsa India tengah merayakan HUT ke-150 Mahatma Gandhi, tokoh yang menginspirasi masyarakat tertindas di Asia, Afrika, dan di tempat lain untuk bebas dari pemerintahan kolonial.
 
Tahun ini, masyarakat India juga memiliki tanggung jawab untuk mengikuti pemilu sekaligus memilih anggota parlemen Lok Sabha ke-17. Presiden menekankan bahwa pemilu adalah seruan kolektif untuk kebijaksanaan dan aksi yang mewakili beragamnya keinginan masyarakat dan Republik India.
 
Disebutkan pula dalam sepanjang sejarah, India saat ini untuk pertama kalinya hampir mengeliminasi kekuatan ekstrim. Program layanan kesehatan universal dan adil menjadi kenyataan bagi lebih banyak masyarakat India, di mana negara ini telah mengubah kesulitan menjadi ketersediaan, baik dalam bahan makanan atau tabung LPG, koneksi telepon bahkan ketersediaan untuk mendapatkan paspor.
 
Dalam banyak kasus, teknologi memiliki pengganda kekuatan dan inklusivitas telah menjadi pengganda moral. Pluralisme India katanya, merupakan kekuatan inklusivitas dan menjadi contoh terbesar bagi dunia dan model India bertumpu pada tiga titik, yaitu keanekaragaman, demokrasi, dan pembangunan yang tidak dapat dipisahkan.
 
Termasuk perubahan menuju kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang sama dalam kesetaraan bagi kaum wanita. Para wanita muda di India bergerak maju di setiap bidang, dari akademisi ke seni kreatif, dari olahraga hingga angkatan bersenjata.
 
Ia juga menyadari bahwa perjalanan bangsa ini masih jauh dari kesempurnaan, meskipun Republik ini sudah berdiri lama. Bangsa ini harus mengkalibrasi tolok ukur pencapaian dan keberhasilan, dari kuantitas ke kesetaraan, dari masyarakat yang melek huruf ke masyarakat berpengetahuan.