Ratusan Petani di Payangan Rindu Tanam Padi | Bali Tribune
Diposting : 11 December 2017 22:20
Redaksi - Bali Tribune
petani
RINDU - Satu kali panen tanpa tanaman padi, petani di Payangan beralih ke jagung dan kacang tanah.

BALI TRIBUNE - Satu kali panen sudah terlewati, ratusan petani di dua desa di Kecamatan Payangan,  Gianyar, belum juga  bisa menamam padi. Meski  sudah memasuki  musim tanam, saluran irigasi  yang mengairi ratusan helktar sawak di empat subak. masih mengering lantaran tersumbatnya terowongan  serta jebolnya saluran irigasi di sejumlah titik.  Petani  berharap perbaikan saluran irigasi segera selesai dan hasilnya lebih permanen.

Lahan persawahanya  membentang luas, airnya yang berlimpah serta didukung dengan semangat petani yang tinggi, rupanya tidak menjamin kelancaran produktivitas tanaman padi di Desa Buahan dan Buahan Kaja, Payangan. Sedikitnya, tiga ratus hektar lahan di empat subak, tidak produktif lagi memproduksi padi.  Masing-maisng  di  Subak Tengipis, Subak Buahan, Subak Selat dan Subak Susut. ”Luas lahan keseluruhan  mencapai tiga ratus hektar lebih dengan jumlah petani  lima ratus orang lebih,” ungkap Pekaseh Subak Tengipis, I Made Jenget.

Disebutkan, satu kali musim panen padi sudah terlewati, selama ini petani tidak menyia-nyakan lahannya. Selama tidka ada aliran air, pihaknya beralih sementara ke tanaman  jagung serta kacang tanah. ”Dengan tanaman ini, kami hanya membutuhkan sedikit air dan itu sudah didukung dengan air hujan,” terangnya.    

Meskipun alterlatif palawija ini terbilang cukup berhasil, Jenget mengaku jika petani setempat sangat rindu menanam padi. Terlebih mereka sedikit kesulitan untuk memasarkan hasil penen  berupa kacang tanah dan jagung, dibandingkan dengan padi. ”Kalaupun harga gabah turun,   kami  bisa memanfaatkan hasil panen padinya  untuk kebutuhan sehari-hari. Namun kalau kacang dan jagung agak sulit dna harus diolah lagi  sbeluam dijual,” tambahnya.

Kini,  memasuki  musim tanam,  keberadaan air di saluran irigasi setempat belum  juga mengalir. Padahal proses perbaikan  sejumlah sumbatan dan senderan jebol di sepanjang saluran induk sudah  ditangani  pemerintah dan diperkiraan selesai akhir tahun ini. ”Tidak ada  informasi pasti yang kami terima. Dulunya sempat dibilang air akan mengalir lagi  di bulan Desember. Terakhir,  informasinya bulan January, ya kita Cuma bisa menunggu,” pasrahnya.

Secara terpisah, Kadis Pertanian Gianyar, I Made Raka mengakui jika  tahuan ini  banyak subak yang menerima program perbaikan irigasi. Sehingga petani tidak bisa menanam padi. Untuk mendapatkan kepastian penyelesaian proyek irigasi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan OPD terkait, agar kegiatan bisa selesai tepat waktu.  Pihaknya menyadari, pembagunan irigasi ini akan berakibat buruk sementara bagi petani. Namun dipastikan akan memberi kebaikan dalam jangka panjang.