Ribuan Krama Ikuti Upacara Meprani Rangakai Karya Agung Danu Kertih | Bali Tribune
Diposting : 20 November 2018 00:00
Agung Samudra - Bali Tribune
MEPRANI - Upacara Meprani serangkaian karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung di Pura Ulun Danu Batur.
BALI TRIBUNE - Ribuan Krama baik krama adat Batur serta pemedek dari luar Batur melaksanakan upacara meprani serangkaian karya Agung Danu Kertih, Tawur Agung Labuh Gentuh, Meras Danu lan Gunung di Pura Ulun Danu Batur ring Tepi Segara Danu Batur wewidangan Pura Jati, Desa Pakraman Batur, Kintamani, Minggu (18/11). 
 
Upacara meprani sebagai bentuk ucapan syukur atas pemberian ida sesuhunan kepada umatnya selama ini. Seperti yang diungkapkan Jro Gede Batur Alitan. Disampaikan, puncak karya agung Danu Kertih berlangsung pada 7 November lalu dan pada Minggu siang dilaksanakan upacara meprani yang merupakan rangkaian terakhir upacara yang berlangsung setiap lima tahun sekali ini. “Upacara ini sebagai bentuk ungkapan syukur umat atas segala pemberian Ida sesuhunan. Banten pranian dihaturkan bersama-sama, selanjutnya dilaksanakan persebahyangan bersama. Baru setelah itu krama menikmati pranian yang telah dihaturkan tersebut,” jelasnya.
 
Lanjut Jro Gede Batur,  tujuan dilaksanakannya Karya Danu Kertih adalah untuk memohonkan ke hadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, dalam manifestasi ida sebagai Dewa Wisnu atau Dewi Danu, agar sumber-sumber air di Bali, khususnya di Danau Batur tidak surut dan tetap terjaga, untuk bisa mencukupi kebutuhan masyarakat Bali, baik untuk mengairi pertanian maupun untuk kebutuhan lainnya. 
 
Lanjutnya, tujuan dilaksanakannya Karya Agung Danu Ketih adalah untuk memohon kesuburan untuk masyarakat Bali. Baik subur sandang, papan maupun pangan. “Selain memohon kesuburan sandang, papan dan pangan, melalui Melalui Karya Agung Danu Kertih, kita juga memohon kehadapan Ida Sanghyang Widhi Wasa, agar masyarakat Bali diberikan tuntunan, sehingga diharapkan muncul pemikiran-pemikiran yang positif. Sejatinya upacara Danu Kertih dilaksanakan setiap 5 tahun sekali, namun karena sesuatu hal pelaksanaan mengalami keterlambatan selama 4 tahun,” terangnya.
 
Terkait dengan pelaksanaan Karya Danu Ketih, pihaknya mengatakan bahwa karya ini bukan saja menjadi tanggung jawab masyarakat Batur, namun karya ini merupakan kewajiban masyarakat Bali, umat hindu sedharma dan subak se-Bali. “Selama proses persiapan, pelaksanaan bukan hanya melibatkan krama Batur, namun seluruh umat. Kami sangat berterima kasih kepada seluruh pihak, sehingga upacara ini bisa terlaksana sesuai dengan harapan,” imbuhnya sembari menyebutkan upacara meprani dihadiri Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, DPRD Provinsi Bali, I Wayan Gunawan, pejabat-pejabat dari masing-masing kabupaten, Ketua PHDI Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, serta tokoh masyarakat.
 
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, menyampaikan ini merupakan rangkaian terakhir dari pelaksanaan upacara Danu Kertih. Disamapaikan bila pelaksanaan upacara ini tidak terlepas dari usaha semua pihak, utama warga Batur dan sekitarnya. “Bila dicermati selama acara berlangsung sudah berjalan dengan baik, mudah-mudah secara niskala apa yang dilakukan umat di Bali terutama krama Batur bisa memberikan kesejahteraan serta apa yang menjadi harapan bersama bisa terwujud,” ujarnya.  
 
Pejabat asal Puri Ubud ini beranggapan jika tidak cukup hanya melakukan upacara semata, namun harus ada tindakan nyata dalam menjaga lingkungan. “Tanggung jawab niskala diimplementasi melalui upacara, dan kami rasa sudah dilaksanakan dengan baik, namun untuk skala yang perlu ditingkatkan dan memang perlu ditingkatkan. Banyak hal yang masih perlu dilakukan untuk menjaga lingkungan dan ala mini,” tutupnya.