Siswi SMPN 2 Tabanan Meninggal Mendadak, Pihak Sekolah dan Orangtua Merasa Kehilangan | Bali Tribune
Diposting : 27 February 2018 08:52
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
Narkoba
SMPN 2 Tabanan.

BALI TRIBUNE - Keluarga SMPN 2 Tabanan sedang berduka karena salah satu siswa meninggal dunia.  Dewa Ayu Ari Diana Putri (14), siswi kelas IX M, meninggal mendadak setelah mengeluhkan pusing dan muntah-muntah saat sedang mengikuti pelajaran di Sekolah. Dewa Ayu Ari Diana Putri sempat dirawat di rumah sakit, namun akhirnya meninggal dunia, Sabtu (24/2).

Menurut keterangan Humas SMPN 2 Tabanan I Gusti Komang Sugendra, pada hari Kamis (22/2) Dewa Ayu Ari Diana Putri bersekolah seperti biasa, tidak ada tanda-tanda sakit. Pada hari tersebut saat Dewa Ayu Ari Diana Putri berada dalam kelas mengikuti pelajaran tiba-tiba mengeluhkan pusing. Kemudian sama temannya dibawa ke Ruang UKS. "Paginya sang anak sehat-sehat saja. Dia malah nyari saya pada saat saya baca koran dia salim sama saya. Pada saat berada di dalam kelas dia mengeluhkan pusing kemudian dibawa ke ruang UKS sama temannya," ungkapnya, Senin (26/2).

Ditambahkan Gusti Komang Sugendra, pada saat berada di ruang UKS, selain merasa pusing Dewa Ayu juga mengeluh kesemutan di badannya, kemudian sama temannya dipijit. Setelah itu tiba-tiba Dewa Ayu muntah-muntah, kemudian dilaporkan kepada guru di sekolah. Dewa Ayu langsung dibawa ke Rumah Sakit Tabanan untuk mendapatkan perawatan, kebetulan yang mengantar ke rumah sakit adalah dirinya bersama salah satu guru I Made Surayasa yang merupakan Pembina OSIS di Sekolah. Pada saat dibawa ke rumah sakit kondisi Dewa Ayu Ari Diana Putri dalam keadaan sadar, namun kondisinya lemas. "Kemarin saya kebetulan yang mengantar ke rumah sakit, pas kita naikkan ke mobil kondisinya memang lemas. Pas sampai di UGD Rumah Sakit Tabanan langsung ditangani oleh petugas, setelah itu saya hubungi orangtuanya agar datang ke Rumah Sakit," jelasnya.

Menurut Gusti Sugendra, Dewa Ayu Ari Diana Putri meninggal pada hari Sabtu (24/2) di BRSU Tabanan. Berdasarkan keterangan dari dokter, katanya Dewa Ayu meninggal karena pecah pembuluh darah di otak. Gusti Komang Sugendra sangat merasa kehilangan dengan meninggalnya Dewa Ayu Ari Diana Putri, dimana setiap pagi Dewa Ayu selalu datang dan salim sama dia serta guru-guru yang lain. "Luar biasa merasa kehilangan, karena setiap pagi pas dia datang pasti dia salim sama saya. Saya tidak pernah menduga akan terjadi seperti itu, dan saya juga yang membawa ke Rumah Sakit, jadi sampai saat ini masih terngiang-ngiang di pikiran saya dan saya merasa sangat kehilangan sekali," ucapnya.

Kesedihan juga datang dari salah seorang guru I Made Surayasa, yang merupakan Pembina OSIS SMPN 2 Tabanan. Menurutnya, Dewa Ayu Ari Diana Putri merupakan anak yang baik, sopan dan rajin. Bahkan sang anak tergolong siswi yang aktif dalam berbagai kegiatan Sekolah. Selain itu Dewa Ayu juga masuk sebagai Kader Inti Kelompok Siswa Peduli AIDS dan Narkoba (KSPAN). "Saya juga merasa sangat kehilangan, Dewa Ayu anaknya baik dan sopan serta rajin. Dia selalu aktif di kegiatan sekolah, bahkan juga ikut sebagai kader inti KSPAN SMPN 2 Tabanan," ungkapnya.

Dengan meninggalnya Dewa Ayu Ari Diana Putri Pihak sekolah dan teman-temanya sangat merasa kehilangan. Apalagi kepergiannya sangat mendadak karena sebelumnya serta keterangan dari orangtuanya tidak pernah sakit. "Kami dari pihak sekolah sangat merasa kehilangan sekali. Rencananya Selasa (27/2), kami dari sekolah dan teman-temannya akan melayat ke rumah duka," pungkas, I Made Surayasa.