Tubuh Kurus Kering Berhias Koreng | Bali Tribune
Diposting : 3 August 2016 10:29
Arta Jingga - Bali Tribune
Puskesmas
Elin digendong Siti Jumiati

Tabanan, Bali Tribune

Derita Elin Meliana--bocah 3,5 tahun ini begitu bertubi-tubi. Setelah kedua orangtuanya,   Siti Jumiati (25) dan Gede Muliasa (30)  warga Banjar Sari, Desa Bajera, Kecamatan Selemadeg meninggal dunia karena sakit, kini kondisi kesehatan Elin merosot tajam.

Hampir seluruh  tubunya penuh dengan luka koreng, badannya juga tampak kurus dan agak menghitam. Bagian bibir bocah malang itu terlihat pecah-pecah seperti sariawan.  Merosotnya kesehatan Elin mulai terlihat sejak 1,5 bulan lalu.  Karena kondisi ekonomi, Sapurah (50) dan Ali Munah (60) nenek dan kakek Elin tidak mampu mengajaknya berobat  ke rumah sakit.

Ditemui Selasa (2/8), Sapurah menagatakan,  awalnya Elin susah makan dan rewel. Ia kemudian memeriksakan cucunya itu ke Puskesmas Bajera. Oleh pihak Puskesmas, Elin harus dirujuk dan dirawat di BRSU Tabanan. Elin kemudian dibawa ke BRSU Tabanan guna mendapatkan pengobatan. “Cucu saya kemudian opname di rumah sakit Tabanan selama delapan hari,” jelas Sapurah.

Waktu itu Elin juga sempat kekurangan darah, mengingat golongan darah Elin  B, jadi susah mendapatkannya. Akhirnya Elin mendapatkan pertolongan darah B dari PMI dan diperbolehkan pulang. Waktu itu Sapurah mengaku biaya berobat dan opname ditanggung JKBM.

Setelah diperbolehkan pulang, kondisi Elin semakin memburuk. Koreng dan luka yang ada di tangan, kaki dan badan semakin membesar dan keluar darah. Begitupun dengan kondisi tubuhnya, semakin hari semakin kurus dan warna kulitnya kehitaman. “Oleh dokter Elin disarankan  harus kontrol rutin ke rumah sakit,” jelas Sapurah.

Karena keterbatasan biaya dan tidak ada orang yang mengantar kontrol, terpaksa kontrol dihentikan. “Kami tidak ada biaya, untuk makan saja pas-pasan,” jelasnya. Apalagi kakek Elin, Ali Munah (60) hanya sebagai buruh serabutan.

Ia mengaku penghasilan sehari  hanya Rp20 ribu, itupun kalau ada yang menggunakan jasanya sebagai buruh serabutan. Sapurah menjelaskan, Elin adalah cucu kedua dari anaknya Siti Jumiati (25) yang menikah dengan Gede Muliasa (30) asal Megati. Sedangkan cucu pertama, Riska (6) kini sudah sekolah TK dan tinggal di Singaraja bersama keluarga Sapurah.

Orangtua Elin sempat merantau ke Denpasar sebagai tenaga kerja  membuat dekorasi. Namun Siti Jumiati kemudian jatuh sakit pada April 2015 lalu  meninggal dunia  di rumah sakit Tabanan. Tujuh bulan kemudian Gede Muliasa yang menjadi mualaf bernama Agus Muliadi meninggal dunia menyusul istrinya.

“Setelah kedua orangtua Elin meninggal, barulah saya yang mengasuh Elin. Namun cobaan lain datang, Elin mulai sakit-sakitan sejak 1,5 bulan lalu dan kini kondisinya sangat memprihatinkan. Terus terang kami tidak mampu mengobati Elin karena keterbatasan biaya,” jelas Ali Munah menimpali.