Turis Rusia Nekad Mendaki Gunung Agung, Berdalih untuk Semedi | Bali Tribune
Diposting : 9 July 2018 21:45
redaksi - Bali Tribune
NEKAD – Wisatawan Rusia nekad mendaki Gunung Agung meski sudah tahu kalau gunung tersebut sedang erupsi sejak beberapa waktu yang lalu. Wisatawan tersebut berdalih hendak melakukan semedi di puncak Gunung Agung.
BALI TRIBUNE - Kendati Gunung Agung saat ini tengah erupsi, namun tidak menyurutkan nyali para pendaki dan pecinta alam. Mereka tetap saja nekad mendaki ke puncak Gunung Agung meski harus bertaruh nyawa. Setelah sebelumnya sang petualang mengunggah video kawah Gunung Agung sebelum terjadinya erupsi stroblolian pada awal Juli lalu, Sabtu (7/7) malam, giliran seorang wisatawan asal Rusia yang mengaku bernama Maxim, nekad mendaki puncak Gunung Agung.
 
Berdasarkan informasi yang dihimpun koran ini di lereng Gunung Agung wilayah Nangka, Desa Buana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Minggu (8/7), bule asal Rusia tersebut diketahui melakukan pendakian ke puncak Gunung Agung setelah sejumlah warga menemukan adanya sepeda motor yang terpakir di atas Pura Penataran Nangka. Melihat sepeda motor tersebut, warga pun mulai curiga kemungkinan adanya orang yang mendaki ke puncak Gunumg Agung.
 
 Benar saja, pada malam hari warga dan relawan asal desa setempat melihat adanya sinar lampu senter yang mengarah menuju puncak Gunung Agung. Saat itu warga maupun relawan belum mengetahu identitas termasuk asal si pendaki nekad tersebut. Pagi harinya yakni Minggu pagi kemarin sejumlah relawan dan warga setempat memutuskan naik ke puncak untuk mencari si pendaki tersebut.
 
Dua jam melakukan pendakian, relawan yang naik akhirnya berhasil menemukan posisi si pendaki tersebut. Ternyata pendaki itu adalah orang asing yang ketika ditanya nama dan asal negaranya, si pendaki nekad itu mengaku bernama Maxim dan berasal dari Rusia. Ketika ditemukan turis Rusia tersebut tengah berada di dalam tenda yang didirikannya di bawah puncak kawah atau masih berada di areal vegetasi.
 
 Relawan pun berusaha untuk membujuknya turun, namun si turis tersebut sempat menolak karena kemungkinan dirinya akan nge-camp di puncak selama beberapa malam. “Kami membujuknya turun, tapi yang bersangkutan sempat nolak. Namun akhirnya bersedia turun,” ungkap Ngurah Bobi, relawan yang juga tokoh masyarakat desa setempat kepada koran ini di lereng atas Gunung Agung, kemarin.
 
 Namun sebelum turun, turis Rusia tersebut meminta waktu untuk melakukan meditasi selama hampir setengah jam. Ada kemungkinan turis Rusia tersebut penganut salah satu aliran spiritual tertentu. “Saya naik karena ada panggilan roh di Gunung Agung. Saya tidak naik sampai ke puncak,” ucapnya menunjukan phonselnya kepada koran ini yang berisi terjemahan spech to text bahasa Rusia ke bahasa Indonesia.
 
 “Gunung Agung tidak meletus dan tidak akan meletus,” ucapnya lagi dalam terjemahan spech to text. Namun setiba di bawah, Maxim si turis nekad itu sempat gusar lantaran tidak menemukan sepeda motor miliknya, lantaran diamankan oleh warga di kantor desa setempat.
 
Oleh relawan, Maxim kemudian digiring ke kantor desa untuk diberikan penjelasan terkait kondisi Gunung Agung dan zona bahaya yang tidak boleh diterobos, sekaligus mengambil sepeda motor miliknya.