balitribune.co.id | Gianyar - Meski sebagian warga mulai mengurangi konsumsi lawar berdaging mentah, nyatnya lawar plek yang berdaging dan darah mentah masih favorit. Mengantisipasi terjadinya infeksi Meningitis Streptococcus Suis (MSS), UPT Keswan Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar intensifkan pemeriksaan terhadap hewan babi jelang Penampahan Galungan, Minggu (30/7/2023).
Kepala UPT Keswan Wilayah Gianyar Sukawati Blahbatuh, Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar drh Nyoman Arya Darma mengungkapkan, pemeriksaan dilakukan dua tahap. Pertama babi dalam keadaan hidup, kedua daging babi dan jeroan setelah pemotongan. "Pemeriksaan kesehatan babi ini penting dilakukan untuk memastikan daging yang dijadikan lawar dan sejenisnya oleh masyarakat Bali, khususnya di Gianyar aman dari kontaminasi bakteri atau virus," ungkapnya.
Disebutkan, telah memantau sejumlah peternak babi di wilayah kerjanya. Di antaranya Batubulan, Batubulan Kangin, Medahan, Keramas, Pering, Lebih, Seronggo, Abianbase, & Gianyar. "Sudah beberapa kita kunjungi tadi, secara umum daging babi yang setelah potong menunjukkan tanda-tanda aman dikonsumsi," jelasnya.
Namun demikian, Arya Dharma mewanti-wanti masyarakat agar mengolah daging babi dengan benar. "Daging babi lebih aman dikonsumsi jika dimasak dengan baik dan benar," terangnya.
Pemantauan ini akan berlanjut Senin (31/7/2023) hingga Selasa (1/8/2023) saat masyarakat Bali serentak memotong daging babi untuk keperluan hari raya Galungan. "Hewan setelah potong kita terus pantau sampai Selasa pagi," jelasnya.
Untuk diketahui, harga babi hidup menjelang Galungan relatif stabil. Dikisaran Rp 34.000 sampai Rp 36.000 per 100 Kg berat hidup.