Arja Muani Ardhanareswari Pukau Penonton | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 17 June 2016 13:27
rls - Bali Tribune
arja
ARJA MUANI- Belasan penari pria membawakan lima tarian legong klasik mampu memukau penonton yang hadir di panggung Ardha Candra Denpasar. Tampak penari pria dari sekeha Arja Muani Ardhanareswari Kelurahan Sesetan dalam penampilan mereka, Kamis 916/6) kemarin.

Denpasar, Bali Tribune
Belasan penari dari Sekeha Arja Muani dari sanggar Ardhanareswari Kelurahan Sesetan Denpasar yang tampil di panggung terbuka Ardha Candra, Kamis (16/6) kemarin. Diiringi gamelan Semara Pegulingan dari Sekeha Gong Puni Bhakti, gemulai belasan penari pria ini saat membawakan 5 tarian Legong Klasik memukau penonton yang memadati tempat tersebut.
Pimpinan Sanggar Seni Klasik Ardhanareswari I Gusti Made Agus Wira Aditama di sela-sela pementasan ppenari pria itu mengatakan, sujatinya sekeha ini berkeinginan untuk mengembalikan masa kejayaan  seni pelagongan klasik.
 “Karena di awal kemunculannya, Tari Legong memang ditarikan oleh pria,” ucap Agus Aditama menyebutkan alasannya.
Dia menuturkan, sanggar yang beralamat di Banjar Tengah Sesetan ini terbentuk sejak 15 Maret 2012 silam. Pihaknya getol membina para pria yang tertarik pada dunia seni tari. “Hingga kini, kami telah memiliki 20 penari pria dengan konsentrasi pelestarian Legong Klasik,”katanya.
Meskipun harus melatih pria untuk membawakan tari yang biasa ditarikan perempuan, Agus Wira menyebut tak ada kendala berarti. “Kendalanya paling hanya di postur tubuh atau wajah,” ucapnya tersenyum.
Menariknya, sebagian besar penari pria yang tergabung dalam sanggar tak punya latar belakang sekolah seni. “Lulusan sekolah seni hanya 3 orang, lainnya kalangan umum yang tertarik belajar menari,” tandasnya. Selain tampil di PKB, sanggar ini juga sering pentas di berbagai pura.
Dalam penampilannya kemarin, para penari pria ini membawakan lima tarian yakni, Legong Keraton, Legong Kupu-Kupu, Legong Raja Cina, Legong Bremara dan Legong Sudarsana.
Legong Kupu-Kupu Tarum pada intinya menceritakan kisah perubahan kepompong menjadi kupu-kupu yang cantik dan beterbangan di taman bunga. Berikutnya Legong Raja Cina yang menceritakan asal muasal barong landong. Sementara Legong Bremana menceritakan turunnya bidadari dari kahyangan ke dunia yang berwujud kumbang/tamulilingan yang diberi tugas oleh para dewa untuk menyemai tumbuhan di bumi.
Penampilan Legong Muani ditutup dengan tarian Legong Sudarsana yang bercerita tentang kesetiaan seorang patih yang bernama Patih Sudarsana. Pada jam yang sama ada juga pementasan Topeng Bondres Duta Kabupaten Klungkung di Kalangan Ayodya.