Menyantuni Anak Yatim | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 21 October 2017 07:53
habit - Bali Tribune
mimbar
Bali Tribune

Ada enam sifat dari orang-orang takwa yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat. Ke-enam sifat itu adalah :

PERTAMA beriman kepada Allah, hari akhir, kitab-kitab dan nabi-nabi yang  tersimpul dari rukun iman.

KEDUA, menginfakkan harta kepada orang-orang yang dicintai, karib kerabat, anak-anak yatim, fakir miskin, musafir dan hamba sahaya.

KETIGA, mendirikan shalat.

KEEMPAT, menunaikan zakat.

KELIMA menempati janji.

KEENAM, sabar dalam masa kemelaratan, penderitaan dan masa perang.

Khusus suka memberi makan anak-anak yatim di dalam rangka  pemberdayaan  dan pengasuhan serta pendampingan agar kelak menjadi anak yang lebih dewasa, mandiri, percaya diri serta sanggup menanggulangi persoalan kehidupan di masa depan adalah suatu yang mulia dan sangat terpuji.

Dalam sebuah hadis Nabi SAW dikatakan, “Bahwa saya dan orang-orang yang memelihara anak yatim dengan baik akan berada di surga bagaikan dekatnya jari telunjuk dengan jari tengah, lalu Nabi mengangkat tangan dan memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengah lalu beliau renggangkan.” (HR. Bukhori)

Dan dalam hadis yang lain dikatakan, “Pengasuh anak yatim baik keluarga sendiri maupun anak orang lain, akan bersama saya di surga, bagaikan jari telunjuk dan jari tengah.” (HR. Muslim). Bahkan barang siapa yang menyertakan seorang anak yatim di dalam makanan dan minumannya pasti masuk surga.

Dan dalam hadis yang lain disebutkan siapa yang memberi makan anak yatim akan dilunakkan hatinya dan kebutuhannya akan tercukupi, seperti dikatakan, “Ada seorang laki-laki yang datang kepada Nabi SAW mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi bertanya, sukakah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ?. Kasihanilah anak yatim, usaplah kepalanya dan berilah makan dari makananmu niscaya hatimu akan lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Thabrani)

Dalam Alquran dikatakan bahwa termasuk jalan yang mendaki dan sulit adalah memberi makan kepada anak yatim yang maqrobah. Maqrobah berarti dekat. Kedekatan yang dimaksud dapat berupa kedekatan kekerabatan dan dapat juga berarti kedekatan secara mutlak, termasuk kedekatan hubungan darah, jenis dan tempat, sehingga dapat tercakup hubungan tetangga, kebangsaan, bahkan kemanusiaan.

Pelayanan kepada anak yatim pada hakikatnya mempunyai makna sebagai pelayanan untuk kepedulian hidupnya, termasuk pendidikan, ketrampilan hidup serta mental dan karakter yang menopang kehidupannya.

Bagi para pengasuh anak yatim harus hati-hati karena dapat tergoda untuk memakan harta anak yatim dengan zalim. Firman Allah SWT dalam Alquran, “Sesungguhnya orang-orang yang makan harta anak yatim dengan zalim, sebenarnya merka itu menelan api dalam perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api neraka yang menyala-nyal.” (an-Nisa 10)

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan anak yatim, antara lain : 1) Memberinya makan dan pakaian, tempat tinggal serta menanggung kebutuhan pokok hidup selama belum balig (dewasa) dan dalam pemeliharaan walinya.

2) Membiayai pendidikan agar menjadi manusia dewasa baik secara mental spiritual, sosial, intelektual dan emosinya. 3) Memelihara dengan ihlas seperti mendidik anak sendiri tanpa membedakan satu dan lainnya.

4) Bersikap lemah-lembut, jauhi kekerasan. Seringlah mengusap-usap kepala mereka seperti Nabi SAW mencotohkannya, karena besar pengaruhnya pada kejiwaan mereka.

5) Jangan sampai berbuat zalim. Senantiasa menjaga kasih sayang dan perhatian yang positif.

 

 

H. M Taufik As’adi, S.Ag

Ketua MUI Bali