Paguyuban Juang Kencana Peringati Hari Jadi Ke-9 | Bali Tribune
Diposting : 18 August 2017 21:03
Bernard MB - Bali Tribune
Paguyuban Juang Kencana
Paguyuban Juang Kencana saat memperingati hari jadinya ke-9.

BALI TRIBUNE - Paguyuban Juang Kencana (PJK) yang merupakan perkumpulan pensiunan BKKBN didirikan oleh para manatan pejabat/pegawai BKKBN memperingati hari jadinya ke - 9 pada 11 Agustus. Perkumpulan ini memiliki 3 tujuan utama, yaitu untuk membina hubungan kekeluargaan dan persahabatan antara sesama mantan pegawai BKKBN, untuk menghimpun potensi, pengalaman dan semangat para mantan pejabat/ pegawai BKKBN dalam melaksanakan gerakan KB bersama masyarakat dan untuk membentuk wadah sebagai wahana melaksanakan hubungan silaturrahim antar sesama anggota keluarganya.

Sekarang wadah PJK di Pusat sudah berusia 14 tahun dan di Bali baru 9 tahun sejak Agustus 2008. Demikian beberapa hal yang disampaiakn oleh Ketua Paguyuban Juang Kencana Provinsi Bali, Made Wardani Rudolf pada saat Pertemuan PJK di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Bali pada Jumat, (11/8) lalu. Menurut Wardani, pertemuan hari ini sangat istimewa, karena baru pertama kali dapat mengundang PJK Kabupaten/kota. “Selain kabupaten/kota hadir, yang istimewa juga adalah hari ini bertepatan dengan hari jadi PJK Provinsi Bali yang ke-9”, ungkapnya.

Wardani menyampaikan laporan tentang kegiatan yang dilakukan oleh PJK, antara lain kegiatan rutin, Jambore PJK di pusat. “PJK rutin melaksanakan tirtayatra setiap bulan ke pura-pura di Bali. Saya ucapkan terima kasih kasih, karena Perwakilan BKKBN masih terus melibatkan PJK dalam segala kegiatan, termasuk Harganas kemarin,” ujarnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi bali, Ida Bagus Wirama, S.H., M.Kes menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan PJK ini, dan berharap akan terus ditingkatkan. “Saya sangat kagum dengan semangat para senior untuk tetap meningkatkan program KKB. Dari para senior inilah saya sampai bias berdiri di sini saat ini,” ujarnya.

Sejumlah keberhasilan yang telah dicapai BKKBN Bali, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu pertumbuhan penduduk Bali yang justru mengalami peningkatan, terjadi peningkatan angka kelahiran total (TFR) dari sebesar 1,89 anak per wanita pada Sensus Penduduk tahun 2000 menjadi 1,14 Sensus Penduduk tahun 2010, terjadinya penurunan rata - rata umur perkawinan pertama wanita di Bali dari 23,1 tahun menjadi 22,4 tahun dan terjadinya penurunan angka CPR Bali dari sebesar 69,4 persen (SDKI 2007) menjadi 66,2 persen (SDKI 2012). “Hal ini harus menjadi perhatian dan tugas kita bersama karena peningkatan LPP, TFR dan menurunkan CPR pada saat ini akan memberikan berbagai dampak negatif, baik terhadap tata ruang Bali maupun terhadap peningkatan permasalahan sosial, ekonomi, daya tampung lingkungan dan meningkatnya jumlah kasus kriminal di Bali.,” imbuhnya.