BALI TRIBUNE - Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat menjadi prioritas dalam pelaksanaan Bali Mandara Jilid II. Pasca terintegrasinya program Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) dengan Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), Pemprov Bali menaruh perhatian pada penguatan fasilitas kesehatan. Selain membangun sejumlah RS Pratama, megaproyek Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bali Mandara merupakan wujud komitmen Pemprov dalam pembangunan di bidang kesehatan.
Mulai dikerjakan sejak pertengahan bulan September 2015,pengerjaan fisik RSUD Bali Mandara telah rampung 100 persen dan saat ini tengah menunggu tuntasnya pemasangan alat penunjang medis. Gubernur Made Mangku Pastika berkomitmen menjadikan rumah sakit ini sebagai kebanggaan masyarakat Bali dan bisa menjadi fasilitas kesehatan terbaik di Kawasan Timur Indonesia.
Dibangun di atas lahan seluas 2,95 hektare, rumah sakit ini dilengkapi 176 kamar rawat inap yang terdiri dari 49 bed untuk kelas III, 53 bed kelas II, 41 bed kelas I, 21 bed VIP, 11 bed VVIP, UGD, ICU, PICU dan NICU. Selain itu, RS ini juga dilengkapi fasilitas pendukung lainnya seperti radiologi, CT Scan serta poliklinik dokter spesialis.
Mencermati tingginya kasus kanker, RSBM juga dicanangkan menjadi rumah sakit unggulan untuk pengobatan penyakit yang menjadi momok masyarakat ini. Tak hanya itu, RSBM juga akan melayani medical spa dan perawatan kulit. Demi kenyamanan pengunjung, rumah sakit ini dilengkapi areal parkir di luar gedung dan basement yang mampu menampung 400 mobil.
Karo Humas dan Protokol Dewa Mahendra menjelaskan, RSBM dibangun dengan perencanaan yang matang. Mulai dari perancangan bangunan, peralatan kesehatan serta penyiapan SDM pendukungnya. Tak tanggung-tanggung, Rumah sakit yang dirancang menerapkan standar layanan internasional ini juga menjalin kerjasama dengan Royal Darwin Hospital Australia terutama dalam hal penanganan emergency.
"Rumah sakit ini memilki standar international baik itu bangunannya, alat kesehatannya hingga pelayananannya. Kualitas layanan rumah sakit ini kita harapkan bisa setara atau bahkan lebih baik dari Royal Darwin Hospital. Hal itu mengingat hingga saat ini RDH masih menjadi benchmark pembangunan RSUD Bali Mandara," jelasnya. Meski bertaraf Internasional, bukan berarti rumah sakit ini hanya diperuntukkan bagi orang asing. “Rumah Sakit ini tetap diperuntukkan bagi masyarakat Bali, khususnya yang kurang mampu. Mereka akan mendapat pelayanan kesehatan terbaik di sini," imbuhnya.
Selain tuntasnya pembangunan RSBM, tahun ini Pemprov Bali juga berhasil mengembangkan RS Mata Bali Mandara. Gedung Extension RS Mata Bali Mandara yang diresmikan Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Rabu (26/4/2017) merupakan jawaban atas makin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan mata. Pengembangan rumah sakit ini diharapkan mampu memberikan manfaat nyata bagi warga pengidap gangguan kesehatan mata yang jumlahnya tiap tahun kian meningkat.
Direktur RS Mata Bali Mandara dr. Ni Made Yuniti, MM yang ditemui baru-baru ini menjelaskan bahwa peresmian gedung ini akan dibarengi dengan pengembangan dan peningkatan layanan. Pemerintah pusat, ujar dia, memberi perhatian khusus terhadap keberadaan rumah sakit mata yang digadang-gadang menjadi rujukan mata terbaik wilayah Indonesia timur ini. Ia menambahkan, tahun ini pemerintah pusat mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 23 milyar untuk pengadaan peralatan operasi LASIK ( laser-assisted in-situ keratomileusis). LASIK merupakan prosedur pembedahan yang menggunakan laser untuk koreksi penglihatan. Prosedur ini bertujuan untuk memperbaiki kesalahan bias, dengan membentuk kembali kornea. Dengan operasi ini, cahaya yang jatuh pada kornea dapat benar-benar fokus pada retina. Bagi penderita gangguan mata seperti minus dan silinder, LASIK diyakini dapat menurunkan kebutuhan kacamata atau lensa kontak dan membantu meningkatkan fungsi penglihatan.
Saat ini, pengadaan alat tersebut tengah dalam proses tender. Dia menargetkan, layanan LASIK sudah bisa segera dibuka sehingga masyarakat yang membutuhkan layanan ini tak perlu lagi jauh-jauh pergi ke Jakarta, Bandung atau Surabaya. Lebih dari itu, RS Mata Bali Mandara juga sudah dilengkapi dengan alat diagnosa kelainan mata yang disebabkan penyakit diabetes dan hipertensi. Penderita hipertensi dan diabetes disarankan melakukan pemeriksaan mata secara rutin setiap satu tahun sekali untuk mencegah gangguan penglihatan yang lebih serius seperti kebutaan.
Sejalan dengan pembangunan faskes, Pemprov Bali juga mengintensifkan kegiatan safari kesehatan. Digelar sejak bulan April 2017 lalu, kegiatan ini rutin digelar setiap hari Jumat menyasar desa-desa di wilayah yang terpencil atau yang jauh dari tempat pelayanan kesehatan. Selain memberi pengobatan, safari kesehatan juga merupakan bagian dari upaya promotif dan preventif di bidang kesehatan.