BALI TRIBUNE - Bali kini bisa mengekspor langsung manggis ke Cina. Sebelumnya ekspor harus melalui negara lain. Dengan ekspor langsung tersebut selain akan memberi nilai tambah juga berdampak positif bagi petani manggis. “Dalam beberapa hari terakhir Bali telah mengekspor manggis ke negeri Tirai Bambu tersebut sekitar 59 ton. Dan setiap hari kita akan ekspor karena Cina saat ini siap menerima seberapapun manggis dari Indonesia,” jelas Dirut PT Radja Manggis Sejati Jro Putu Tesan di kantornya Pupuan, Tabanan, Jumat (6/4).
Dikatakan Jro Tesan, Bali menjadi salah satu eksportir manggis ke Cina dari lima perusahaan yang ada di Indonesia. Dan yang membanggakan ekspor manggis ke Cina bisa langsung dilakukan dari Bali. Kalau sebelumnya ekspor manggis dari Bali ini melalui negara kedua seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam sehingga menambah beban biaya selain waktu. Itu pun jumlahnya tak terlalu besar. Namun tahun 2018 ini Bali bisa ekspor ke Cina secara langsung dan dalam jumlah yang besar. “Yang membanggakan Cina siap menerima dalam jumlah besar alias tanpa batas. Bali sendiri baru bisa mengisi sebagian kecil peluang yang ada,” jelas eksportir sejumlah produk pertanian ini.
Tesan mengatakan dengan terbukanya pasar ekspor ke Cina tersebut selain memberikan nilai tambah bagi produk juga akan sangat membantu petani. Sebab dengan tingginya peluang pasar ini akan menggairahkan petani manggis. Apalagi harga pasar luar negeri cukup bagus dan relatif stabil. “Kita berharap bisa mengisi peluang pasar sekitar 30 persen sebab manggis Bali sangat disukai dan harganya cukup bagus,” tambah Tesan yang juga telah merintis kelompok petani manggis di desanya itu. Dikatakan saat ini ada 37 kelompok petani manggis dengan luas lahan sekitar 3 ribu hektar.
Dengan tingginya permintaan manggis, ia optimis lahan pengembangan manggis akan terus bertambah. “Kita juga dapat bantuan bibit sekitar 7 ribu pohon dari anggota komisi IV DPR RI AA Bagus Adhi Mahendra Putra untuk perluasan pengembangan manggis,” jelas Jro Tesan. Salah seorang petani manggis di Pupuan, Nengah Mudin mengatakan harga manggis saat ini cukup bagus. Di tingkat petani rata-rata sekitar Rp 16 ribu/kg. Untuk pohon yang produktif rata-rata bisa menghasilkan sekitar 100 kg/panen. Dalam satu hektar terdapat sekitar 200 pohon yang ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain seperti kopi.
Sementara Kepala Balai Karantina Kelas I Denpasar, Putu Teruna Negara ketika melepas ekspor manggis Bali ke Cina di Pelabuhan Benoa Denpasar, Kamis (5/4) mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan eksportir untuk menjaga kualitas manggis, di antaranya tampilan fisik, bebas dari kutu putih dan semut. Hingga saat ini baru satu perusahaan produsen manggis yang ada di Bali yang sudah teregistrasi dan dapat melakukan ekspor langsung ke Cina. "Registrasi ini memberi kesempatan besar untuk ekspor langsung ke Cina," jelasnya. Dikatakan dalam 4 tahun terakhir, manggis masuk pasar Cina melalui negara ketiga seperti Malaysia, Thailand dan Vietnam. Kini dengan disepakatinya protokol ekspor langsung ke Cina, maka petani bisa meraih keuntungan maksimal penjualan manggisnya.