BALI TRIBUNE - Menyikapi anjloknya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Pulau Dewata yang berdampak pada okupansi atau tingkat hunian kamar hotel, Gubernur Bali, Made Mangku Pastika secara langsung bertemu dengan pelaku industri pariwisata Bali, di Kantor Dinas Pariwisata Daerah Bali, Selasa (12/12).
Dalam kesempatan itu sejumlah pelaku industri pariwisata Bali menyampaikan beberapa hal kepada Gubernur Bali terkait pemulihan kepariwisataan yang menurun drastis pasca-ditutupnya operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai karena dampak abu vulkanik Gunung Agung, beberapa waktu lalu.
Salah satu yang disampaikan pelaku pariwisata Bali kepada Gubernur Pastika, adalah kondisi Terminal Mengwi, Badung yang tidak berstandar internasional untuk wisatawan, jika mengalihkan moda transportasi menuju Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Blimbingsari Banyuwangi, apabila Gunung Agung kembali erupsi yang mengakibatkan aktivitas penerbangan di Ngurah Rai ditutup sementara.
Di samping itu, pelaku pariwisata meminta kejelasan surat edaran dari Gubernur Bali untuk memberikan free stay atau menginap gratis selama hari pertama saat bandara ditutup. "Surat itu harus diperjelas free stay-nya seperti apa dan siapa yang mendapat free stay," ujar Penasehat Bali Villa Association (BVA), Mangku Suteja.
Ketua Bali Hotel Association (BHA), Ricky Putra meminta Gubernur Bali mendeklarasikan bahwa Bali aman dikunjungi wisatawan. "Saya pernah kerja di Hawai selama 2 tahun di Maldive 6 bulan dan hampir setiap bulan dikasi peringatan (erupsi gunung) tapi tamunya datang semua. Karena mereka sudah siap contigency plan-nya itu jelas," bebernya.
Menurutnya, status level Gunung Agung ini yang berperan mendatangkan dan menurunkan kunjungan wisatawan. Pasalnya saat status Gunung Agung dinaikkan menjadi level IV, banyak yang melakukan pembatalan berlibur ke Bali. Sementara ketika status diturunkan ke level III wisatawan mulai melakukan pemesanan kamar hotel (rebooking).
Sementara itu Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menegaskan level IV (awas) tersebut berlaku untuk radius 8 kilometer dari puncak Gunung Agung. Kawasan lainnya di Bali di luar zona rawan bencana dinyatakan aman dan tidak terkena dampak jika Gunung Agung kembali erupsi.
"Yang awas itu hanya 23 desa radius 8 kilometer dari puncak gunung, ini dalam Kabupaten Karangasem saja yang statusnya awas. Ini supaya jelas ya. Jadi jangan sampai salah, Bali itu tidak dalam status awas," tegas Pastika.
Masih banyak yang beranggapan bahwa level awas itu berlaku untuk seluruh Bali. Padahal di luar zona rawan tersebut wisatawan dan masyarakat tetap aman melakukan aktivitas wisata maupun kegiatan lainnya. Anggapan itu yang menyebabkan pelaku pariwisata kesulitan mendatangkan wisatawan ke Pulau Bali sejak beberapa hari terakhir. Bahkan Pemerintah Tiongkok secara tegas telah mengeluarkan travel warning sehingga berdampak terhadap pembatalan wisman Tiongkok ke Bali.
Menghadapi kondisi ini Pemerintah Provinsi Bali dan pelaku pariwisata sepakat memperkuat Bali Tourism Hospitality (BTH) sebagai pusat penanganan wisatawan saat keadaan darurat di Bali. Pastika mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk bersama-sama melakukan upaya yang diperlukan guna mengembalikan kejayaan pariwisata Bali yakni dengan membantu memberikan informasi yang benar kepada masyarakat luas.