BALI TRIBUNE - Cuaca buruk yang terjadi di perairan selatan Bali, Rabu (20/12) kembali mengakibatkan musibah laut. Sejumlah nelayan Jembrana yang sedang melaut mencari ikan menjadi korban ganasnya gelombang laut di wilayah itu.
Gelombang tinggi menerjang dua perahu di dua lokasi berbeda. Akibatnya, lima nelayan Jembrana sempat terkatung-katung di tengah laut. Mereka berusaha menyelamatkan diri dengan cara berenang beberapa mil hingga berhasil terhempas di tepi pantai.
Kecelakaan laut pertama terjadi di wilayah perairan laut Banjar Pengeragoan Dangin Tukad, Desa Pengeragoan, Pekutatan, Rabu (20/12) sekitar pukul 09.23 Wita. Sebuah perahu pecah setelah dihantam ombak tinggi, tiga orang nelayan masing-masing Arifin (42), Samsul Hadi (48) dan Hairi (46), yang merupakan warga Banjar Pesinggahan, Desa Medewi, Pekutatan berhasil menyelamatkan diri setelah sempat terombang-ambing di tengah laut.
Sebelumnya ketiga nelayan tradisional itu, berangkat melaut dengan menyewa satu unit perahu milik Kelompok Nelayan Segara Batu Barak Pengeragoan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Batu Barak, Banjar Pengeragoan Dangin Tukad, Desa Pengeragoan, pada Rabu pagi sekitar pukul 07.00 Wita.
Ketiga nelayan lokal ini selanjutnya berlayar mencari ikan dan udang di wilayah perairan laut Desa Surabrata, Tabanan. Sekitar pukul 08.00 Wita, ketiga orang nelayan tersebut sampai di perairan laut Surabrata, Tabanan. Saat sedang mengangkat jaring hasil tangkapan, tiba-tiba perahu yang mereka tumpangi dihantam ombak tinggi hingga terbalik.
Setelah perahu pecah karena sempat digulung ombak, ketiga orang nelayan yang sempat terombang-ambing di tengah laut selama satu jam ini berusaha berenang hingga berhasil menepi kembali di pantai TPI Batu Barak, Desa Pengeragoan sekitar pukul 09.21 Wita.
Kapolsek Pekutatan, Kompol I Putu Sutarma yang dikonfrimasi kemarin, membenarkan terjadinya kecelakaan laut yang dialami tiga orang nelayan asal Medewi tersebut. Kecekakaan perahu itu diakibatkan oleh cuaca buruk.
“Dari keterangan ketiga korban, saat kejadian memang ombak di tengah laut tinggi dan menghantam jukung yang mereka tumpangi hingga pecah,” ungkapnya.
Menurutnya, ketiga orang nelayan tersebut berhasil selamat, hanya mengalami kerugian berupa perahu milik kelompok nelayan Segara Batu Barak Pengeragoan yang pecah. Diperkirakan kerugian material akibat musibah di tengah laut ini mencapai Rp 10 juta.
Kecelakaan laut serupa juga dialami tiga orang nelayan lainya di perairan Desa Yehembang, Mendoyo sekitar pukul 12.00 Wita. Muhamad Sucipto (32) dan Suryadi (23), warga Banjar Tengah, Desa Air Kuning, Jembrana serta Anton Umbara (35) warga Keluarahan Loloan Barat, Negara berhasil selamat setelah jukung yang mereka gunakan mencari ikan pecah dihantam ombak besar dan tinggi di tengah laut. Ketiga nelayan tersebut mulai pergi melaut untuk memancing sekitar pukul 04.00 Wita dari Pantai Air Kuning, Jembrana.
Saat mereka memancing di perairan Desa Yehembang sekitar beberapa mil sebelah selatan Pura Rambut Siwi, sekitar pukul 11.00 Wita tiba-tiba turun hujan deras disertai anggin kencang serta gelombang besar dan tinggi.
Jangkar perahu yang ditumpangi ketiga nelayan tersebut tiba-tiba lepas dan disusul gelombang tinggi menghatam perahu kayu itu. "Jukung langsung terbalik. Saya dan Suryadi terlempar ke laut. Sementara Sucipto ada di bawah jukung yang terbalik,” ungkap Anton. Ketiganya memutuskan berenang untuk menepi ke bibir pantai Rambut Siwi dengan cara berenang.
Selama menuju ke tepi, Anton dan Suryadi sempat empat kali digulung ombak besar. Sedangkan Sucipto tetap memegangi jukung yang sudah rusak parah. Ketiga nelayan yang kondisinya masih lemas tersebut kemudian ditolong oleh seorang Pemangku di Pura Rambut Siwi.
Kapolsek Mendoyo, Kompol Gusti Agung Kade Sukasana dikonfirmasi menyatakan pihaknya setelah mendapatkan informasi langsung turun ke TKP untuk memberikan pertolongan kepada ketiga korban. Setelah ketiga korban dievakuasi ke darat dan diberikan istirahat serta makan minum, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Perbekel Air Kuning dan Babinkamtimas untuk mengabarkan kepada pihak keluarga agar para korban segera dibawa pulang.
"Mereka selamat dari musibah tersebut dan kondisinya sudah pulih makanya kami minta pihak keluarga menjemputnya. Sementara jukung mereka hancur,” tandasnya.