Jalan Tertutup Longsor, Ratusan Siswa Tidak Bisa Sekolah | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 26 Desember 2024
Diposting : 2 February 2018 19:50
Agung Samudra - Bali Tribune
longsor
Akses jalan dari Desa Undisan Peninjoan terganggu akibat tanah longsor menutupi sebagian badan.

BALI TRIBUNE - Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi Rabu (31/1) malam lalu,  mengakibatkan terjadinya bencana longsor di beberapa titik, seperti  di wilayah Desa Undisan dan Desa Peninjoan, Kecamatan Tembuku, Ban. Akibat material longsor menutup badan jalan, kegiatan belajar mengajar di SMPN 2 Tembuku menjadi terganggu. Ratusan  siswa tidak bisa sekolah lantaran akses jalan tertutup material longsor, Kamis (1/2).

Waka Kesiswaan SMPN 2 tembuku, Sang Nyoman Cakra mengungkapkan, dari total jumlah siswa sebanyak 434 orang, 186 orang tidak masuk sekolah. Siswa yang tidak masuk sebagian besar berasal dari Desa Peninjoan. Longsor terjadi di jalan Utama Desa Peninjoan, tempatnya di Dusun Karang Suung Kaja, menuju Banjar Penarukan danBanjar Pulesari.

Sang Nyoman Cakra mengakatan, sejatinya  para siswa sudah berusaha untuk pergi ke sekolah melalui jalur yang lain, yakni memutar melalui Desa Bangbang, kemudian melalui Desa Undisan. Hanya saja, lanjut dia, di Desa Undisan juga terjadi longsor.

"Memang bisa lewat di Desa Bangbang, tapi sampai di Desa Undisan, siswa kembali berhadapan dengan longsor dan akhirnya siswa memilih pulang ke rumah, “ jelasnya.

Dia menyebut memang ada beberapa siswa yang berasal dari Banjar Penarukan dan Pulasari bisa sampai di sekolah setelah lewat Desa Suter Kintamani yang notabene jaraknya hampir 20 kilometer. 

Menyikapi banyaknya siswa yang tidak hadir tanpa alasan pihak sekolah  memberikan toleransi. "Kondisi tersebut di luar perkiraan, karena ini bencana, yang jelas siswa kami sudah berusaha untuk hadir di sekolah, meski akhirnya harus pulang lantaran tidak bisa melewati jalur yang tertimbun longsor," jelasnya. 

Dia mengatakan, untuk kegiatan belajar mengajar berlangsung seperti biasa, tidak ada pemulangan sekolah lebih awal. "Kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung, walau banyak siswa yang tidak hadir," ujarnya sembari menambahkan dari informasi siang hari material longsor yang sempat menutup akses jalan sudah dibersihkan menggunakan alat berat.

Selain menutup akses jalan longsor juga menutup saluran irigasi Subak Tampuagan. Menurut warga Dusun Karangsuwung Kaja, I Wayan Mudiasa,  tebing setinggi 20 meter longsor dan menutup saluran irigasi Subak Tampuagan.

"Material longsor menghancurkan pondasi irigasi, sehingga praktis puluhan hektare lahan persawahan tidak teraliri air,” ungkapnya seraya menambahkan, untuk langkah selanjutnya krama subak akan melakukan paruman.

Lanjutnya longsor di titik lainnya juga mengakibatkan akses jalan dari Karangsuwung Kaja menuju Dusun Penarukan sempat tidak bisa dilalui kendaraan. Bahkan rembesan air bercampur lumpur masuk dan menggenangi  Kantor Subak Tampuagan. "Perlu alat berat, kalau manual berat rasanya, sementara jalur baru bisa dilalui kendaraan roda dua," jelasnya.

Sementara dari pantauan, tanah longsor juga terjadi di ruas jalan Bangli-Tembuku tepatnya di Banjar Sidembunut, Cempaga. Selain itu tanah longsor terjadi di ruas jalan Desa Buungan menuju Desa Penglipuran. Longsor disertai tumbangnya bambu terjadi di ruas jalan di Desa Jehem,Tembuku.