183 Ribu Vaksin Disediakan Pemkot , Cegah Penyebaran Virus Japanese Encephalitis | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 26 Desember 2024
Diposting : 2 February 2018 20:09
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
vaksinasi
ilustrasi sistem rantai penyebaram virus JE melalui nyamuk.

BALI TRIBUNE - Penyakit Japanese Encephalitis (JE) dilaporkan telah terjadi di Bali beberapa tahun belakangan ini. Dalam rangka mengantisipasi merebaknya virus tersebut, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan Kota Denpasar telah bersiap menggelar vaksinasi JE pada  Maret 2018 mendatang.


Bahkan Dinkes telah menyiapkan sebanyak 183 ribu vaksin untuk melakukan vaksinasi tersebut. Hal itu ditegaskan Kepala Dinas Kesehatan  Kota Denpasar, dr. Ni Luh Putu Sri Armini, Kamis (1/1). Kata dia, Japanese Encephalitis merupakan penyakit zoonosa yang dapat menyebabkan terjadinya radang otak pada hewan dan manusia. Penyakit ini bersifat arbovirus karena ditularkan oleh nyamuk, babi, dan atau burung rawa.


Lanjut dr.Sri manusia sendiri bisa tertular virus JE bila tergigit oleh nyamuk Culex Tritaeniorhynchus yang terinfeksi. Nyamuk golongan Culex ini banyak terdapat di persawahan dan area irigasi dan biasa beraktivitas di malam hari. “Kejadian penyakit JE pada manusia biasanya meningkat pada musim hujan. Penyakit ini telah menyebar luas di Asia bagian Timur seperti Jepang, Korea, dan juga negara-negara di kawasan Asia Tenggara seperti Indonesia,” paparnya.


Di Indonesia, kasus penyakit ini pertama kali terkuak secara umum pada tahun 1960. Japanese Encephalitis banyak dilaporkan  terjadi di daerah Bali. Perjalanan penyakit JE dibedakan menjadi tiga stadium. Pertama, stadium prodromal yang berlangsung  selama 2 – 4 hari. Ditandai dengan panas yang mendadak, sakit kepala berat yang terkadang disertai keluhan mual dan muntah. Selanjutnya stadium akut selama 4 – 7 hari.


Pada stadium ini panas tetap tinggi dan tidak mudah diturunkan dengan obat penurun panas. Akan terjadi kekakuan otot terutama pada otot leher. Pada kasus yang lebih kronis kemungkinan dapat terjadi gangguan keseimbangan, kejang-kejang serta penurunan kesadaran mulai dari gelisah-mengantuk sampai koma (tidak sadar). Ketiga, stadium konvalesen atau tahap akhir. Stadium ini dimulai pada saat suhu tubuh kembali normal. Tanda-tanda neurologis bisa menetap atau cenderung membaik.


Dipastikannya untuk Dinas Kesehatan Kota Denpasar sendiri sedianya akan melaksanakan vaksinasi atau imunisasi pada bulan Maret 2018 mendatang. Adapun Diskes Kota Denpasar telah menyediakan 183.000 vaksin yang sedianya akan menyasar anak-anak usia 9 bulan hingga 15 tahun yang dilaksanakan di seluruh PAUD, TK, SD, dan SMP di seluruh wilayah Kota Denpasar. Sedangkan untuk Posyandu, Banjar, Puskesmas dan Rumah Sakit akan dilaksanakan pada Bulan April.


“Bulan maret 2018 kita akan sasar PAUD, TK, SD, dan SMP, dan pada Bulan April kita akan sasar Posyandu, Banjar, Puskesmas dan Rumah Sakit,” paparnya.


Dalam kesempatan tersebut dr.Sri Armini juga turut menginformasikan kepada para steakholder hingga tingkat Desa maupun Dusun  untuk memberikan sosialisasi terkait dengan pelaksanaan vaksinasi JE ini. Selain itu, pihaknya juga turut menghimbau masyarakat untuk berperan aktif ikut serta dalam vaksinasi JE agar tidak terkena virus JE. “Diharapkan masyarakat pro aktif dalam mengikuti vaksinasi guna meminimalisir adanya kasus JE di Bali, khususnya Kota Denpasar,” pungkasnya.