BALI TRIBUNE - Tingginya intensitas hujan membuat wilayah Badung utara dikepung bencana. Bencana terbanyak yang melanda “gumi keris” adalah bencana longsor dan pohon tumbang. Selain hujan lebat, Badung utara dengan wilayah bertopografi perbukitan dan sungai juga memberi andil tingginya bencana longsor dan pohon tumbang di wilayah tersebut.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Badung menyebutkan, sejak Rabu (31/1) dan Kamis (1/2) kemarin, sedikitnya ada belasan titik longsor di Petang. Beruntung deretan longsor ini tidak sampai memakan korban jiwa. Namun, sejumlah jalan raya bahkan sebuah pinggiran kuburan atau setra di wilayah Kecamatan Petang amblas tergerus longsor. Selain longsor, Badung utara juga dibayang-bayangi bencana pohon tumbang.
Adapun beberapa titik longsor diantaranya, dua titik di timur Pasar Petang, dua titik longsor di Jalan Petang menuju Luwus Tabanan. Longsor di Banjar Angantiga-Petang. Sebuah longsor juga menguruk kandang babi di Jalan Raya Batu Lantang-Petang. Longsor rumah di Banjar Samuan Kawan-Carangsari. Longsor serta pohon tumbang menimpa warung dan garase di Desa Getasan. Kemudian longsor di Penyikapan Desa Sulangai.
Sedangkan di Banjar Belawan, Desa Abiansemal Dauh Yeh Cani sebuah bangunan roboh lantaran terkena hujan angin. Bangunan milik Made Sudarma tersebut tiap hari biasanya digunakan sebagai bangunan rumah prokduksi sanggar dulang indah.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung dr Ermy Setiari yang dikonfirmasi juga membenarkan banyak longsor di Badung utara. Kata dia longsor akibat hujan lebat ini sudah dalam proses pendataan. Namun dari informasi awal, bencana yang menerjang Badung ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa maupun material dalam skala besar.
“Iya, dari tadi pagi (kemarin) laporan (kejadian) yang masuk banyak sekali. Dan kita sudah langsung atensi dengan menurunkan TRC (tim reaksi cepat) ke lokasi kejadian. Sekarang sudah proses pendataan,” ujarnya.
Dr Ermy mengaku pihaknya cukup kesulitan melakukan pendataan lantaran banyaknya peristiwa yang terjadi. “Karena banyak jadi kita agak kewalahan. Tapi tim TRC sudah turun dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Sementara nihil korban jiwa,” kata dr Ermy.
Dikatakan juga bahwa dari sekian bencana yang terjadi kebanyakan menimpa fasilitas publik seperti jalan raya. “Kebanyakan sih (longsor) jalan raya. Kalau yang di Banjar Samuan Carangsari itu baru natah (halaman) rumah tergerus sedalam 20 meter,” jelasnya.
Mengenai informasi ada ternak babi mati terkena longsor di Jalan Batu Lantang-Sulangai, dr Ermy membenarkan. Namun pihaknya mengaku belum sempat melakukan pemantauan langsung. “Iya, informasi begitu. Tapi, karena banyak kejadian kita belum sampai kesitu. Nanti kita cek,” tegasnya.
Selain melakukan penanggulangan bencana di wilayah Badung utara, kemarin pihaknya juga menyerahkan bantuan kepada 30 warga yang terkena musibah banjir beberapa waktu lalu.
Warga yang diberikan bantuan diantaraya 18 warga dari Banjar Anyar dan 12 warga dari Banjar Kesambi Baru, Kerobokan, Kuta Utara. Warga korban banjir ini diberikan bantuan berupa sembako, perabotan dapur ditambah kasur dan bantal. “Selain memantau bencana di utara (Petang, red), kebetulan hari ini (kemarin) kami juga menyerahkan bantuan kepada korban banjir di Kerobokan,” tukasnya.