BALI TRIBUNE -Menjelang Natal dan Tahun Baru 2018 (Nataru) Bandara I Gusti Ngurah Rai menyiapkan Posko Terpadu Monitoring Angkutan (Posko Nataru). General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai, Yanus Suprayogi menjelaskan pembukaan posko terpadu untuk Nataru ini merupakan komitmen dari komunitas bandara dalam hal memberikan pelayanan kepada pengguna jasa/penumpang. Pasalnya setiap momen akhir tahun, Bali tetap menjadi tujuan utama wisatawan domestik/mancanegara untuk berlibur.
Meski Pulau Bali masih menghadapi dilema Gunung Agung dan pemerintah pun telah menyatakan Bali masih aman untuk dikunjungi, hal itu pun telah direspon oleh wisatawan domestik. Menurut Yanus, dengan adanya pengajuan extra flight atau penerbangan tambahan sebanyak 477 penerbangan rute domestik dan hampir 80 ribu tambahan kursi dari 5 maskapai ini merupakan suatu bukti bahwa Bali tetap menjadi tempat untuk libur Nataru.
"Tertinggi rute dari dan ke Surabaya, totalnya ada 182 extra flight, kedua Lombok 112 penerbangan, Jakarta 81 penerbangan, sisanya ke beberapa kota di wilayah Timur Indonesia," sebut Yanus saat pembukaan Posko Terpadu Monitoring Angkutan Natal 2017 dan tahun baru 2018 di Terminal Domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Senin (18/12).
Dibandingkan extra flight Nataru tahun lalu, yang sebanyak 613 penerbangan tambahan dengan 106.516 penumpang, tahun ini mengalami penurunan extra flight sebesar 22 persen dan penumpang 25 persen. Pihaknya berharap akan ada rute internasional yang mengajukan penerbangan tambahan. "Internasional sampai hari ini cuma berencana saja belum mengajukan. Imbauan pemerintah bahwa radius dimungkinkan untuk tidak didatangi 8 kilometer dari puncak gunung, lainnya masih aman (diharapkan menarik wisatawan internasional ke Bali). Sampai hari ini masih ada keraguan (pengajuan extra flight rute internasional)," terang Yanus.
Dikatakannya, posko berlangsung selama 22 hari, terhitung tanggal 18 Desember 2017 sampai 8 Januari 2018. Posko Nataru ini merupakan gabungan dari unsur Angkasa Pura I, Otoritas Bandara Wilayah IV, Pangkalan TNI AU Ngurah Rai, Kepolisian Kawasan Udara Ngurah Rai, Unit K-9, Basarnas, Kantor Kesehatan Pelabuhan, airline dan ground handling.
Dikatakan Yanus, posko terpadu ini bertujuan untuk memantau operasional bandara, khususnya mengantisipasi adanya kepadatan penumpang serta tersedia juga layanan kesehatan penumpang lengkap dengan dokter jaga dan ambulance yang akan siaga selama 24 jam.
"Bulan Desember itu masuk high season. Tren penumpang dan penerbangan di akhir tahun itu selalu meningkat karena banyak yang ingin menghabiskan libur Natal dan tahun baru di Bali," katanya.
Setiap hari kata dia akan ada 1.300 personil yang siaga. Itu belum termasuk dukungan dari pihak eksternal seperti dari Kepolisian, TNI AU, Otban, Basarnas dan KKP. "Keamanan, keselamatan, kelancaran arus penumpang dan penerbangan menjadi fokus utama kami," imbuhnya.
Sementara itu Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Ngurah Rai Kolonel Pnb Wayan Superman menyatakan pengamanan di area dalam bandara sudah ada SOP dan kondisi kuning (siaga II). "Siaga II ini kami akan siap mem-backup apa yang menjadi kepentingan di dalam bandara juga dengan rekan-rekan kepolisian. Kita berbuat maksimal agar aman dan nyaman. Teknisnya kami yang tahu," tegas Superman.
Pihaknya akan melakukan pengamanan fisik dan mengupayakan tindakan pencegahan terhadap hal-hal yang mengganggu kepentingan udara agar para penumpang merasa aman dan nyaman. "Dari alam saja seperti itu (Gunung Agung). Kita juga mencegah dari faktor manusia yang melanggar atau yang melakukan pelanggaran terhadap kepentingan udara," ucapnya.