BALI TRIBUNE - Hadirnya Asosiasi Kontraktor Umum Nasional (Askumnas) dan Asosiasi Tenaga Ahli Konstruksi Nasional (Ataknas) di Bali diharapkan bisa mendongkrak kinerja SDM lokal di bidang keteknikan dan keahlian teknik agar bisa menghadapi persaingan global saat ini.
Untuk itu lulusan dari perguruan tinggi harus diolah dulu supaya bisa masuk pada pangsa pasar yang ada. Jadi sarjana-sarjana baru itu harus diolah dulu dan bersertifikasi, baru dilepas ke lapangan. Demikian diungkapkan Ketua Badan Pimpinan Nasional (BPN) Ataknas, H Taqdir Al Mushawar, pada pelantikan pengurus Badan Pimpinan Provinsi (BPP) Askumnas Bali dan Ataknas Bali periode 2017-2021 di Hotel Nirmala, Senin (25/9).
Sebagai Ketua BPP Askumnas Bali, RR Endah Suparsetyaningsih,S.E.,S.H.,MBA dengan Sekretaris Ni Putu Indra Maritin,S.T. dan Ketua BPP Ataknas, Ir I Made Sutaharta, dengan Sekretaris George Elvis Ludji Koro,S.E.,M.M.
Dikatakan Taqdir, hadirnya tenaga asing tersebut diakui cukup banyak mengambil peluang tenaga kerja lokal. Padahal kalau dari segi kualitas, sebenarnya standar tenaga kerja lokal tak kalah. “Kita bahkan lebih baik dari mereka. Namun karena adanya komitmen pemerintah dengan 10 negara Asean dalam MEA, maka naker asing itu bisa masuk,” ujarnya. Meski demikian semestinya mereka itu punya sertifikat kesetaraan. Jadi negara yang mengirim tenaga kerjanya seharusnya punya standar qualified.
“Masuknya naker asing itu cukup merepotkan pemda apalagi jumlahnya ribuan di mana mereka mengisi peluang yang semestinya bisa dikerjakan tenaga lokal,” tambah Taqdir. Namun diakui kalau naker asing yang banyak bekerja di daerah-daerah itu juga memiliki kelebihan. Mereka itu lebih spesialis dan rinci. Seperti tukang cat, mereka hanya mengecat saja, tak ambil pekerjaan yang lain. Mereka ini tak masuk tenaga ahli tapi masuk tenaga terampil.
Sementara itu Ketua BPP Askumnas Bali, RR Endah Suparsetyaningsih,S.E.,S.H.,MBA mengatakan setelah dilantik akan segera menyelesaikan segala administrasi yang terkait persyaratan agar bisa terakreditasi di LPJK. Dengan terpenuhinya persyaratan sehingga nantinya bisa mengikuti tender proyek. Endah juga akan memprioritaskan pelatihan tenaga-tenaga kerja agar bisa bersertifikat sehingga bisa mengisi peluang yang ada di daerah.
“Empat tahun ke depan tentu masa-masa yang berat bagi saya dalam menahkodai Askumnas Bali sehingga mustahil karya akan tercipta dan asa akan tercapai tanpa bantuan dan dukungan moril dari segenap keluarga besar asosiasi ini,” ujar seraya berharap Kepada Dewan Pembina, Dewan Kehormatan agar terus memberi masukan sehingga tugas bisa berjalan dengan baik.
Sementara Ketua LPJK (Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi) Bali Ida Bagus Nyoman Sudewa dalam sambutanya mengatakan asosiasi ini memiliki peran strategis. Karena itu harus bisa bersinergi dengan pemerintah, bisa menjaga hubungan dan bukan berhadap-hadapan dengan pemerintah. “Dengan bersinergi akan memudahkan mendapatkan informasi proyek lebih awal dan lebih lengkap. Sehingga akan lebih siap ketika mengikuti proses tender,” jelas Sudewa.
Dikatakan pula ke depan pekerjaan akan cukup banyak dan memerlukan tenaga kerja yang besar pula. Dicontohkan untuk proyek senilai Rp 1 triliun akan menyerap tenaga kerja sampai 15 ribu. “Nah kalau nanti 2018 ada proyek Rp 2 triliun diperlukan tenaga 30 ribu, sementara saat ini baru ada 6 ribuan tenaga kerja. Jadi masih kurang 24 ribu. Jadi tenaga kerja juga harus disiapkan,” ujarnya.